Pementasan Wayang Kila di Lapangan Sepakbola Sukanegara Lakbok. Photo : Suherman/ HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Pementasan Wayang Kila yang diselenggarakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pendidikan Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat, menyedot perhatian masyarakat setempat, Minggu (15/11/2015) lalu.
Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Lakbok, Udiman, M.Pd., ketika ditemui Koran HR, Minggu (15/11/2015), mengatakan, pementasan tersebut sengaja digelar dalam rangka launching kesenian wayang kila yang sarat dengan Sejarah Lakbok.
“Launching wayang kila ini bertujuan untuk membangkitkan kembali seni budaya leluhur Lakbok yang hilang tersingkir oleh perkembangan jaman. Mudah-mudahan dengan adanya pagelaran ini, generasi muda yang ada di Lakbok bisa mengetahui sejarah asal muasal berdirinya Lakbok,” katanya.
Dian Herdiana, pengagas pementasan wayang kila, ketika ditemui Koran HR, membenarkan, wayang kila sarat dengan cerita atau sejarah berdirinya Lakbok. Menurut dia, Kila merupakan singkatan dari Kidung Lakbok.
“Kila juga bisa diartikan dalam bahasa sundanya adalah kila-kila atau ciri dimana dulunya Lakbok ini adalah sebuah kerajaan yang subur makmur loh jinawi. Kerajaan yang pernah berdiri di Lakbok bernama Banjar Patroman. Kerajaan banjar patroman ini merupakan sebuah kerajaan yang diapit oleh dua kerajaan, di sebelah baratnya ada kerajaan Sukapura dan sebelah timurnya Banyumas,” katanya.
Dalam sejarah tersebut, kata Dian, Banjar Patroman diperebutkan sehingga terjadilah perang saudara. Setelah itu, Banjar Patroman mendapat kutukan dari dewa. Kutukan tersebut membuat Kerajaan Banjar Patroman yang subur makmur berubah menjadi leuweung gong gong sima gong gong atau hutan belantara.
Dian menambahkan, jika properti wayang kila sengaja dibuat dari bahan jerami padi, serta diiringi musik gamelan dari bahan bambu yang disebut kokoprak. Hal itu menurutnya untuk tetap menjaga ciri khas Lakbok.
“Wayang kila ini terbuat dari bahan jerami padi, dan pagelaran wayang kila ini tidak menceritakan sejarah pewayangan seperti halnya wayang-wayang yang biasa pentas. Wayang kila tentunya mempunyai cerita tersendiri. Dalam cerita ini kami memerankan tokoh Sanghiyang Dewi Sri, yang dalam artian sri itu adalah padi. Kenapa kami membawa cerita itu, karena dalam sejarah ini, Lakbok itu dulunya dikenal sebagai negara atau kerajaan yang subur makmur dengan tanaman padinya, bahkan hingga saat ini, Lakbok menjadi lumbung padinya Kabupaten Ciamis bahkan lumbungnya Jawa Barat,” ujarnya.
Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat, Dani Ramdan, saat dipintai tanggapan, Minggu (15/11/2015), mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi pagelaran wayang kila tersebut.
“Pagelaran wayang kila ini baru pertamakali kami lihat, isi sejarahnya pun sangat kental dan patut untuk terus dipertahankan. Kami juga berharap, kesenian dan budaya ini terus dikembangkan dan menjadi identitas yang bisa dibanggakan,” katanya. (Suherman/Koran-HR)