Calon Bupati Pangandaran, H. Jeje Wiradinata (Kiri) dan Calon Bupati Pangandaran, H. Ino Darsono (Kanan)
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Polemik sodetan Sungai Citanduy yang beberapa tahun kebelakang sempat menjadi pro dan kontra dalam penanganan banjir tahunan yang kerap terjadi di wilayah Kecamatan Padaherang, Mangunjaya dan Kalipucang, tampaknya mencuat dalam debat kandidat calon Bupati- Wakil Bupati Pangandaran, yang digelar di Gedung Islamic Center Pangandaran, Selasa (03/11/2015).
Hal itu mengemuka ketika pasangan Calon Bupati- Wakil Bupati Pangandaran, H. Ino Darsono- dr. Erwin M Thamrin, (Hidmat) melempar pertanyaan kepada pasangan calon Bupati- Wakil Bupati Pangandaran, H. Jeje Wiradinata- H. Adang Hadari (Jihad) mengenai penanganan banjir tahunan di wilayah Kecamatan Padaherang, Mangunjaya dan Kalipucang.
Dalam sesi tanya jawab, Ino yang diberi kesempatan oleh moderator untuk melemparkan pertanyaan kepada paslon Jihad, mengemukan terkait penanganan banjir tersebut. Ino saat itu meminta penjelasan kepada paslon Jihad mengenai solusi yang harus diambil dalam upaya menghentikan banjir tahunan yang hingga saat ini masih terus berlangsung.
“Masalah banjir tahunan ini sangat krusial untuk segera diatasi. Karena sudah bertahun-tahun belum ditemukan solusinya. Kami bertanya, solusi apa yang harus diambil untuk mengatasi masalah ini,” kata Ino.
Jeje menjawab, untuk mengatasi masalah banjir harus dikaji secara komperhensip. Artinya, kata dia, harus dicari permasalahannya mulai dari hulu, tengah sungai dan muara sungai. “ Karena hasil kajian akademis menyebutkan bahwa upaya sodetan hanya akan mampu menurunkan permukaan air di muara sekitar 15 centimeter. Dengan begitu, meski sudah disodet, tetap saja tidak akan mengatasi masalah banjir,” terangnya.
Jeje menambahkan, upaya yang harus dilakukan tidak hanya di muara saja, tetapi juga harus dicari permasalahan di hulu dan tengah sungai. “ Apakah hutan di hulu sungai gundul? Apakah kondisi di tengah aliran sungai citanduy mengalami pendangkalan atau ada masalah lainnya? Itu tentunya harus dicari. Artinya, menangani banjir ini harus diatasi mulai dari hulu hingga ke muara,” katanya.
Mendengar jawaban Jeje, tampaknya Ino kurang puas. Ino pun lantas menanyakan apakah Jeje tidak setuju dengan upaya penyodetan di muara sungai citanduy. Mendengar pertanyaan itu, tampaknya membuat intonasi bicara Jeje sedikit meninggi. Dengan tegas Jeje mengatakan bahwa upaya penyodetan hanya akan mengirim sampah dari sungai ke laut, sehingga dapat menimbulkan kerusakan lingkungan di pantai Pangandaran.
“Pantai Pangandaran yang jadi andalan sektor parawisata akan rusak apabila upaya penyodetan di muara dilakukan. Tadi saya sudah bilang bahwa hasil kajian akademis upaya penyodetan hanya menurunkan permukaan air sekitar 15 centimeter. Kalau hanya menurunkan 15 centemeter dan permasalahan di hulu serta di tengah sungai tidak diatasi, maka tidak akan ada pengaruh untuk menghentikan banjir,” katanya.
Jeje menegaskan, apabila dirinya bersama Adang Hadari ditakdirkan memimpin Pangandaran, maka persoalan banjir yang terjadi di Padaherang, Mangunjaya dan Kalipucang akan menjadi pekerjaan utama untuk ditangani.
“Perlu dipisahkan antara penanganan banjir dengan sodetan. Karena sodetan bukan cara untuk mengatasi banjir. Malah akan menambah masalah baru. Masalah banjir hingga hari ini tidak dapat teratasi, karena kita tidak pernah serius mengatasi hal itu,” tegasnya.
Dari sekian sesi dalam debat publik tersebut, hanya pembahasan soal sodetan saja yang dinilai paling menarik. Karena terjadi perdebatan yang cukup alot antara dua pasangan calon. (Mad/R2/Koran-HR)