Ketua Presidum Pembentukan Kabupaten Pangandaran, H. Supratman
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Perjuangan Presidium untuk memekarkan Pangandaran dari Kabupaten Induk Ciamis berjalan cukup panjang. Presidium dibentuk atas dasar keinginan masyarakat pakidulan untuk realisasi pemerataan pembangunan di wilayah selatan.
Hingga pada akhirnya, Presidum Pembentukan Kabupaten Pangandaran yang diketuai H. Supratman berhasil mengantarkan Pangandaran menjadi salah satu Daerah Otonomi Baru (DOB) di wilayah Jawa Barat, Indonesia.
Supratman bersama jajaran Presidium akhirnya mendapat pujian dari masyarakat Pangandaran karena telah berhasil melewati perjalanan panjang untuk memperjuangkan keinginan mayoritas masyarakat di pesisir Pantai Pangandaran.
Tidak lama setelah itu, nama Supratman nyaris hampir dikenal oleh seluruh masyarakat karena dirinya menjadi salah satu dari warga Pangandaran yang memiliki tekad kuat untuk memekarkan wilayah Pangandaran dari Kabupaten Induk Ciamis.
Sayangnya, kini di tengah perhelatan politik Pilkada Perdana di Kabupaten Pangandaran, Supratman seolah sudah terlupakan. Bahkan, dalam beberapa momen penting dan bersejarah, Supratman tidak mendapat kesempatan untuk hadir atas nama presidium.
Belum lama ini, Koran HR berhasil mendapatkan ‘curahan hati’ Supratman terkait DOB Pangandaran. Dalam sebuah kesempatan, Supratman mengaku, sejak Pangandaran berdiri hingga memiliki pemerintahan, dia hanya mendapatkan dua kali undangan resmi dari pemerintah daerah, kala itu masih masa Penjabat Bupati Endjang Naffandi.
“Selebihnya, belum pernah diundang lagi sebagai Ketua Presidium. Yang ada hanya undangan pribadi. Itu artinya sama dengan undangan bagi orang lain (umum),” katanya.
Disamping itu, Supratman mengaku belum pernah mendapat undangan resmi dari DPRD Kabupaten Pangandaran. Sama seperti sebelumnya, Supratman hanya mendapatkan undangan atas nama pribadi dari DPRD, bukan atas nama presidium.
“Saat saya diundang oleh DPRD sebagai pribadi, saya tidak pernah hadir dan tidak mau datang,” katanya lagi.
Namun demikian, Supratman berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran bisa menjalankan roda pemerintahan sebagaimana cita-cita pemekaran, atau dalam hal ini sebagaimana cita-cita presidium.
Ikin, warga Prapat Pangandaran yang juga turut berjuang bersama presidium, menilai, Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran sudah melupakan perjuangan Supratman untuk memekarkan Pangandaran.
“Padahal, Ketua Presidium merupakan ujung tombak berdirinya Kabupaten Pangandaran. Tapi sayang, pada even-even besar, salah satunya hajat laut, Ketua Presidium tidak pernah diundang. Ini seperti istilah kacang lupa akan kulitnya,” katanya.
Senada dengan itu, Calon Bupati Pangandaran, H. Ino Darsono, mengaku ikut bersama Supratman memperjuangkan pemekaran Pangandaran. Dia juga merasa prihatin, peran presidium, peran Supratman sudah mulai terlupakan.
Tete, warga Pangandaran, juga menyayangkan, presidium kini terpecah dan menjadi kubu-kubuan. Dia menilai hal itu disebabkan karena tensi politik di Pangandaran sangat tinggi, sehingga memecah belah anggota presidium. (Ntang/Koran-HR)