Inspektur Inspektorat Kota Banjar, Agus Eka Sumpena, menunjukkan surat permohonan data LHP dugaan kasus Jamkesmas tahun 2010, yang ditujukan kepada Walikota Banjar. Photo : Hermanto/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Inspektur Inspektorat Kota Banjar, Agus Eka Sumpena, meluapakan kejengkelannya saat didemo puluhan massa yang tergabung dalam Ormas Gerakan Rakyat Menggugat (Geram), di Kantor Inspektorat Kota Banjar, Selasa (16/11/2015) lalu.
Agus jengkel lantaran pada saat itu, dia sedang menjawab pertanyaan dari para pendemo. Namun, tiba-tiba Ormas tersebut meninggalkannya begitu saja, dengan mik (mikrofon) yang masih di tangan.
Merasa tidak dihargai oleh para pendemo, Agus pun melemparkan mik tersebut pada saat puluhan massa ketika akan meninggalkan kantor Inspektorat.
“Saya tidak ingin dihargai muluk-muluk, tapi tolonglah bagaimanapun saya ini seorang pemimpin institusi pemerintah daerah. Jadi, kalau mereka melecehkan saya, saya pun pasti tidak suka. Dan, kalau kita saling menghargai, pasti tidak akan jadi seperti ini,” ujarnya kepada HR Online di ruang kerjanya, Kamis (19/11/2015).
Diberitakan HR Online sebelumnya, massa dari Ormas Geram datang ke Kantor Inspektorat untuk meminta data Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dugaan kasus jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) tahun 2010, yang pernah di tangani oleh Inspektorat.
[Berita Terkait : /Lagi, Kantor Inspektorat Banjar Diontrog Ormas ]
Menurut Agus, bahwa dirinya tidak bisa memberikan data LHP kepada Ormas tersebut, karena hal ini harus seizin dulu dari Walikota Banjar sebagai yang punya wewenang.
“Saya sudah melayani dengan baik, namun mereka tetap memaksa meminta data LHP. Jika data LHP dikasihkan, saya bisa dipecat. Masalah LHP ini tetap sesuai dengan ijin yang berwenang yaitu Walikota, dan surat dari Ormas tersebut pun bukan tertuju ke saya, melainkan untuk ke Walikota,” tuturnya. (Hermanto/R5/HR-Online)