Pelatihan keterampilan dan keahlian kerja kepada komunitas waria dan pekerja seks komersil (PSK), di kantor PPNI Ciamis, selama 4 hari, Senin-Kamis (27/09-01/10/2015). Foto: Taufan Ihsan Yanuar/HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Kementerian Sosial bersama LSM Wisma (Lembaga Penanggulangan HIV/AIDS) Ciamis, menggelar pelatihan keterampilan dan keahlian kerja kepada komunitas waria dan pekerja seks komersil (PSK), di kantor PPNI Ciamis, selama 4 hari, Senin-Kamis (27/09-01/10/2015).
Ketua LSM Wisma Ciamis, Deni Wahyu, mengatakan, tujuan digelarnya kegiatan itu agar para waria dan PSK bisa memberdayakan diri ketika sudah memiliki keahlian wirausaha. Dengan begitu, mereka diharapkan bisa berhenti dari prilaku beresiko tertular dan menularkan penyakit HIV/AIDS.
“Menyuruh mereka tobat tentunya harus dengan solusi. Meskipun aparat keamanan setiap minggu merazia keberadaan mereka, namun tidak diberi tempat untuk beralih profesi, tetap saja akan berpraktek secara sembunyi-sembunyi. Sebab, mereka melakukan itu karena terdesak kebutuhan ekonomi,” ujarnya, kepada HR Online, Kamis (01/09/2015).
Deni pun berharap dengan diberi pelatihan keterampilan, para waria dan PSK bisa berhenti dari aktivitas prostitusi. “Selama pelatihan ini, para waria dan PSK diberi pelatihan tata rias dan kecantikan selama 4 hari. Setelah diberi pelatihan, mereka pun akan terus dibina dan dibantu agar bisa membuka usaha salon sendiri atau bekerja di salon milik orang lain,” terangnya.
Menurut Deni, memberangus prostitusi lebih efektif dengan cara pendekatan ketimbang melakukan penindakan. Karena, menurutnya, ketika alasannya terdesak kebutuhan ekonomi, sulit menghentikan praktek prostitusi.
“Awalnya kami lakukan pendekatan dulu, kemudian dilakukan pembinaan. Setelah itu mereka dilatih keterampilan. Nah, ketika sudah terampil, tentunya mudah bagi mereka untuk mencari pekerjaan yang halal. Jika begitu, dengan sendirinya mereka akan meninggalkan aktivitas prostitusi,” ujarnya.
Deni menambahkan, dalam pelatihan tersebut, pihaknya memasukan kader-kader kesehatan masyarakat sebagai peserta. Hal itu dilakukan agar para waria dan PSK jadi terbiasa bergaul dengan masyarakat umum.
“Kami awalnya berpikir bagaimana memutus rantai penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Ciamis. Langkah awal tentunya harus memutus penyebaran di komunitas beresiko tinggi atau prostitusi. Makanya, kami mencoba memigrasi mereka agar berhenti dari pekerjaan prostitusinya dan diberi jalan untuk mencari pekerjaan yang semesatinya,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Tenaga Kerja Disnaker Ciamis Darwan, mengatakan, dalam pelatihan tersebut para peserta diberi pengetahuan tentang kewirausahaan dan keterampilan di bidang tata rias dan kecantikan.
“Dalam pelatihan ini, kami menghadirkan ahli tata rias dan kecantikan untuk melatih mereka agar terampil di bidang ini. Kami berharap dengan digelarnya pelatihan ini bisa menjadi bekal bagi mereka untuk bekerja atau membuka usaha,” ujarnya. (Taufan/R2/HR-Online)