Ilustrasi Ayam Sentul. Foto: Ist/Net
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat, saat ini tengah berupaya untuk meningkatkan populasi ayam buras sentul. Untuk merealisasikan hal itu, Disnakan membangun Balai Pembibitan di Desa Sukamaju, Kecamatan Bargebeg, Ciamis.
Kepala Disnakan, Sutriaman, A.Pi, didampingi Kepala Bidang Produksi, Yanto Suprianto, ketika ditemui Koran HR, Selasa (06/10/2015), mengungkapkan, Balai Pembibitan ayam buras sentul itu memiliki kapasitas sekitar 2500 ekor.
“Pembibitan menggunakan mesin penetas. Dan akan mulai beroperasi pada Bulan April 2016 mendatang. Tahap awal nanti, kita akan memproduksi sekitar 180 ekor DOC perbulan,” katanya.
Yanto menuturkan, akibat terbatasnya populasi ayam buras sentul di Ciamis, sampai saat ini permintaan pasar belum dapat terpenuhi. Jangankan untuk melayani permintaan dari Bandung, Tangerang dan Jakarta yang minta dipasok sekitar 2500 ekor/hari, untuk rumah makan di Bandung yang minta dipasok 300 ekor/ hari belum terlayani.
Lebih lanjut, Yanto menjelaskan, tahap kedua produksi akan ditingkatkan menjadi 500 ekor DOC dan tahap ketiga menjadi 1.500 ekor DOC setiap bulan. Upaya lain mendongkrak populasi ayam sentul, Disnakan membentuk kelompok peternak baru, melakukan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) peternak dan petugas. Upaya itu dibantu oleh Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung.
“Pengembangan budidaya ayam sentul tidak hanya pada aspek ekonomi, namun juga pada aspek pelestarian plasma nuftah khas Ciamis. Karena berdasarkan surat Keputusan Menteri Peternakan No 689/Kpts.PD.410/2.2013, tanggal 13 Februari tahun 2013, ayam sentul ditetapkan menjadi plasma nutfah Ciamis sekaligus Icon Jabar, “ timpal Sutriaman.
Sutriaman menjelaskan bahwa ayam sentul terdiri dari sentul kelabu, warna bulunya abu-abu, debu abu-abu keputihan, batu abu-abu tua, geni abu-abu kemerahan, emas abu-abu kekuningan dan sentul jambe, warna bulu abu-abu kecoklatan. Menurut dia, ayam sentul memiliki potensi sangat baik untuk dikembangkan dan diharapkan menjadi sumber bibit ayam lokal sehingga dapat menimalisir ketergantungan terhadap bibit ayam impor.
Fisik ayam sentul tergolong tipe ayam aduan, lanjut Sutriaman. Tapi umumnya dipelihara sebagai penghasil daging dan telur. Adaptasinya tinggi pada lingkungan. Pertumbuhan relatif lebih cepat, tahan penyakit ND atau tetelo dibanding dengan jenis ayam buras lainnya. Bobot jantan berkisar antara 2 sampai 2,6 kilogram dan bobot betina berkisar 1,3 sampai 1,6 kilogram. Terkecuali dibandingkan dengan ayam pelung dengan produksi telur antara 14-15 butir per periode. (Suherman DS/Koran-HR)