Ilustrasi Ayam Sentul. Foto: Ist/Net
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Berdasarkan cerita rakyat, ayam sentul merupakan peninggalan Satria Ciung Wanara. Sentul atau kecapi adalah nama buah berwarna abu-abu kekuning-kuningan. Dulu mudah dijumpai di sekitar Situs Karangkamulyan sebagai pusat Kerajaan Galuh Medangkamulyan. Ayam sentul dari Ciamis berkembang ke Banjar, Depok, Bekasi, Bogor, Tasikmalaya, Cirebon dan beberapa daerah lainnya di Jabar.
Ayam tersebut mulai dikenal warga Ciamis melalui penelitian Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi Bogor tahun 1990, masa Bupati Letkol Kavaleri H. Taufik Hidayat (alm) dan Kadisnak Ciamis, Ir. H Iman Nugraha. [Baca juga: Disnak Ciamis Bangun Balai Pembibitan Ayam Buras Sentul]
Keduanya menaruh perhatian serius pada pengembangan ayam kulawu dan memberi nama ayam sentul. Tahun 2004, Disnak Jabar menjaring ayam sentul dari sejumlah kelompok peternak ayam buras. Kemudian dikembangkan di Balai Penelitian Ternak Unggas (BPTU) Jatiwangi, sedangkan Pemkab Ciamis membentuk kelompok budidaya ayam sentul.
Pada tahun 2013, peternak ayam buras di Ciamis mencapai 16.250 orang, diantaranya 1.287 orang tergabung dalam kelompok. Dari sejumlah kelompok peternak itu hanya kelompok Silih Asih dan Punjul Jaya Kecamatan Panumbangan, Mustika Kecamatan Sukamantri, Kelompok Wanita Tani (KWT) Kuntum Mekar, Maju Makmur di Kecamatan Rancah, Karomah Desa Cicapar Kecamatan Banjarsari dan kelompok Gemah Ripah Desa Sukajadi, Ciamis yang membudidayakan ayam buras sentul.
Pola pengembangan yang dilaksanakan di Barokah Abadi Farm, Dusun Karang, Kelurahan Ciamis, selain memproduksi bibit unggul untuk kelompok, perbanyakan pola kawin alam juga memanfaatkan teknologi insieminasi buatan (IB).
“Menurunnya populasi ayam sentul di Ciamis kemungkinan akibat kecenderungan peternak umumnya yang lebih mengarah untuk menghasilkan daging, sehingga mendorong menyilang-nyilangkan ayam buras tanpa dibekali pengetahuan tehnis yang memadai,” kata Kadisnak Ciamis, Sutriaman. (Suherman DS/Koran-HR)