Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Wakil Ketua HIPMI Kota Banjar, Azis, yang juga sebagai pedagang handphone dan aksesoris di kawasan Pasar Muktsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, mengaku, usaha yang dijalaninya masih normal, belum terpengaruh oleh melemahnya nilai rupiah.
“Untuk harga handphone memang ada yang naik maupun turun, tergantung jenis dan merk. Kalau barang yang murni impor jelas itu naik. Penurunan daya beli masyarakat mengakibatkan pedagang pasar tradisional harus mengurangi stok, begitu pun dengan saya sedikit mengurangi stock barang dagangan,” ucapnya, kepada Koran HR, pekan lalu. [Baca juga: Dolar Naik, Harga Kedelai di Banjar Meroket]
Aziz berharap, atas situasi ini, pemerintah daerah harus cepat tanggap agar pertumbuhan dan transaksi ekonomi warganya tetap terjaga. Apalagi peran serta pemerintah dalam mempersiapkan pasar tradisional menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), sangat dibutuhkan.
Menurut Aziz, sampai saat ini langkah pemerintah yang terlihat hanya sebatas merevitalisasi bangunan fisik pasar tradisional saja. Padahal, pihaknya lebih setuju bila pemerintah kota memberikan peningkatan dan pemberdayaan SDM para pedagang serta pengelola pasar tradisonal, dari pada sekedar berorientasi secara fisik.
“Jadi, pedagang pasar tradisional ini jangan hanya menjadi objek pembangunan dan perubahan semata,” tandas Aziz.
Sementara itu, Kasi. Bina Pasar Dalam dan Luar Negeri Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Banjar, Neneng Widya Hastuti, mengatakan, berdasarkan pengamatannya terhadap aktivitas perdagangan di pasar-pasar tradisional yang ada di Kota Banjar, pihaknya belum menerima laporan adanya angka penurunan aktifitas transaksi masyarakat di pasar tradisional.
“Seperti yang terpantau kami di Pasar Bojongkantong saat mendampingi Bappeda Jabar mengevaluasi pembangunan proyek rehabilitasi pasar, terlihat transaksi jual beli cukup ramai, meski pun ada penurunan dibanding sewaktu hari raya Idul Fitri kemarin,” katanya.
Adanya sejumlah kenaikkan harga pada beberapa komoditi masih dianggap stabil dan wajar. Bahkan, untuk harga Tomat justru malah turun drastis. Itu artinya, keadaan pasang surut dalam situasi seperti sekarang ini adalah hal biasa.
Namun, dirinya pun mengaku khawatir, bahwa kenaikan harga-harga tersebut bisa berpotensi merembet ke barang lainnya, jika pelemahan rupiah tak segera tertangani. (Nanks/Koran-HR)