Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Sebagai upaya untuk meminimalisir dampak dari bencana pergerakan tanah yang terjadi di Desa Nasol, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, berencana akan memasang alat pendeteksi dini di titik rawan pergerakan tanah di daerah tersebut.
Alat itu nantinya akan berfungsi guna mendeteksi apabila terjadi lagi bencana pergerakan tanah. Ketika tanah kembali bergerak, suara sirine secara otomatis akan terdengar keras sebagai tanda pemberitahuan kepada warga sekitar. Dengan begitu, warga bisa melakukan upaya evakuasi sebelum terkena dampak dari bencana tersebut.
“Alat pendektsi dini itu sangat berguna untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan apabila terjadi bencana pergerakan tanah yang lebih parah. Setidaknya warga sekitar bisa menyelamatkan diri sebelum bencana itu membahayakan keselamatannya,” kata kata Kepala BPBD Kabupaten Ciamis, Dicky Erwin, ketika dihubungi HR Online, Rabu (02/09/2015).
Dicky mengatakan, setelah warga di Desa Nasol enggan direlokasi dari daerah pergeseran tanah, kemudian pihaknya mencari langkah lain sebagai upaya untuk mengamankan warga agar terhindar dari dampak bencana tersebut.
“Setelah kami berkonsultasi dengan Badan Geologi, kemudian direkomendasikan alat pendeteski ini sebagai upaya menyelamatkan warga dari dampak pergeseran tanah tersebut,” katanya.
Meski begitu, lanjut Dicky, alat itu hanya sebatas untuk meminimalisir dampak dari pergeseran tanah. Dan tidak menjamin bisa membantu warga sepenuhnya ketika menghindar dari bencana tersebut. “ Langkah yang tepat adalah warga di daerah itu direlokasi ke tempat yang aman. Karena tidak ada cara lain selain relokasi untuk menghindar dari dampak bencana tersebut,” katanya.
Dicky juga mengingatkan warga tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya kembali pergeseran tanah. Meski musim kemarau, lanjut dia, bukan berarti daerah itu aman dari pergeseran tanah. “ Di musim kemarau justru akan menimbulkan tanah retak-retak. Kemudian apabila retakan tanah itu masih menganga hingga nanti datang musim penghujan, justru akan berbahaya terjadinya pergeseran tanah yang lebih parah,” ujarnya.
Karena itu, kata dia, retakan tanah harus segera ditutupi oleh tanah. Hal itu agar nanti di musim penghujan air tidak masuk ke celah-celah retakan tanah. “ Kalau air hujan masuk ke dalam retakan tanah, dimungkinkan tak berselang lama akan timbul pergerakan tanah yang lebih hebat,” ungkapnya. (Her/R2/HR-Online)