Sebanyak 1.112 peniup Karinding dan penari ronggeng saat memecahkan rekor muri usai acara Panen Raya Padi di Blok Sawah Asem Dusun Kedungwaringin RT 08/RW 06 Desa Waringinsari Kecamatan Langensari, Kota Banjar. Foto: Hermanto/HR
Berita Banjar. (harapanrakyat.com),-
Sebanyak 1.112 orang dari rencana 1.111 orang peniup Karinding dan 873 dari rencana 1.111 penari Ronggeng Gunung yang diperagakan secara kolosal, seusai acara Panen Raya Padi di Blok Sawah Asem Dusun Kedungwaringin RT 08/RW 06 Desa Waringinsari Kecamatan Langensari, Kota Banjar, telah mampu memecahkan rekor MURI.
Petugas Bagian Refresentatif Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), Triono, mencatat atraksi ini sebagai pementasan dengan jumlah peniup karinding dan penari ronggeng terbanyak di dunia.
“Setelah kami hitung secara teliti untuk rampak karinding diperagakan oleh 1.112 orang peniup dari yang direncanakan 1.111 orang peniup. Begitupun Ronggeng Gunung, meski setelah dicatat hanya mampu diperagakan 873 penari dari yang direncanakan 1.111 penari, semuanya telah mencatatkan pemecahan rekor MURI. Bahkan, bukan hanya memecahkan rekor di Indonesia, tetapi dunia,” tuturnya.
Yang lebih menarik, kata Triono, pemecahan rekor ini mayoritas diperagakan oleh kawula muda. Karena biasanya pemuda zaman sekarang tidak tahu, bahkan tidak tertarik dengan kesenian lokal. Mereka cenderung lebih menyukai seni budaya asing.
“Ternyata pemuda di sini mulai sadar akan pentingnya kembali mengangkat budaya khas daerahnya sendiri dan mulai menghilangkan budaya asing. Semoga terus dipertahankan,” tukasnya.
Sementara itu, Danrem 062 Tarumanagara, Kol. Inf. Sudarmadi,S.Sos, mengatakan, pihaknya berkewajiban ikut serta melestarikan karinding dan tari ronggeng yang dimana sebagai seni budaya sunda.
“Kami sengaja melibatkan pemuda dalam pementasan ini. Karena siapa lagi kalau bukan kita yang membesarkan seni budaya sendiri. Terlebih pemuda selaku genarasi penurus bangsa harus mau melestarikan budayanya. Dan jangan sampai membiarkan seni budayanya punah tergerus zaman,” katanya, di sela-sela acara.
Menurut Danrem, saat ini alat musik tradisional yang masih popular di masyarakat hanya gendang dan suling. Tetapi, alat musik tradisional karinding tak banyak diketahui masyarakat. “Makanya, kita lestarikan kesenian ini, agar keberadaannya tidak punah dimakan zaman,” katanya.
Dandim Ciamis, Rudi Jan Pribadi, mengatakan, rangkaian pementasan ini merupakan langkah dan upaya pihaknya dalam melestarikan seni warisan karuhun Tatar Sunda, khususnya asal Kabupaten Ciamis dan Pangandaran.
“Rekor hari ini dengan bangga kami didedikasikan kepada segenap masyarakat Ciamis, Pangandaran dan Kota Banjar. Pemecahan rekor MURI ini selain melibatkan TNI, juga melibatkan Polri, siswa serta komunitas karinding dan Ronggeng di penjuru Jawa Barat, seperti Cirebon, Sumedang, Sukabumi, Bandung. Semua hadir secara sukarela untuk memecahkan rekor muri Karinding ini,” ungkapnya.
Bupati Ciamis, Iing Syam Arifin, menyatakan begitu bangga atas pemecahan rekor MURI ini, terlebih kebanyakan pemainnya didominasi oleh pemuda.
“Seni Ronggeng harus terus dilestarikan dan harus ada pewaris yang ahli sebagai penerus Nyi Ratmi,” harapnya. (Nanks/R2/HR-Online)
,- Sebanyak 1.112 orang dari rencana 1.111 orang peniup Karinding dan 873 dari rencana 1.111 penari Ronggeng Gunung yang diperagakan secara kolosal, seusai acara Panen Raya Padi di Blok Sawah Asem Dusun Kedungwaringin RT 08/RW 06 Desa Waringinsari Kecamatan Langensari, Kota Banjar, telah mampu memecahkan rekor MURI.){kind=link}