Berita Pangandaran (harapanrakyat.com),- Calon Bupati Pangandaran, H. Jeje Wiradinata, mengatakan, dalam 21 program unggulan pasangan H. Jeje Wiradinata- H. Adang Hadari (Jihad), salah satunya mengusung program pengembangan Pondok Pesantren di Kabupaten Pangandaran.
Menurutnya, program tersebut akan diintegrasikan dengan program pendidikan formal, yakni akan menyalurkan siswa tamatan SMP/MTs yang tidak melanjutkan ke jenjang SLTA agar ditampung untuk mengikuti pendidikan SMA/SMP plus di pesantren.
Jeje menjelaskan, dalam setiap tahunnya, ada sekitar 2000 siswa tamatan SMP/MTs di Kabupaten Pangandaran tidak melanjutkan ke jenjang SLTA. Mereka yang tidak melanjutkan, lanjut dia, sebagian besar karena alasan tidak memiliki biaya.
“Alasan tidak memiliki biaya, termasuk biaya untuk ongkos sekolah dan perlengkapan sekolah. Jadi, meski biaya sekolahnya nanti kita gratiskan, tetapi tetap saja mereka terkendala biaya operasional sehari-hari,” katanya, kepada Koran HR, Selasa (18/08/2015).
Untuk mensiasati hal itu, lanjut Jeje, dirinya mengusung program tersebut. Hal itu bertujuan agar program wajib belajar 12 tahun di Kabupaten Pangandaran bisa segera tercapai. Selain itu, kata dia, program itu pun untuk mengimbangi dampak sosial dari kemajuan parawisata.
“Karena ketika sektor parwisata mengalami kemajuan, pasti akan ada dampak negatif terhadap tatanan sosial masyarakat. Nah, untuk membentengi dampak negatif itu, kita akan tumbuhkan pendidikan agama dari usia dini,” katanya.
Dalam teknisnya, kata Jeje, Pemda Pangandaran akan mengintervensi dengan cara menginventarisir siswa SMP/MTs yang tidak melanjutkan ke jenjang SLTA. Dengan melakukan pendekatan kepada orang tua siswa, lanjut Jeje, diupayakan agar siswa-siswa tersebut mau bersekolah ke SMA/SMK plus.
“Untuk menarik agar mereka mau bersekolah di pesantren, kita akan buat program semacam beasiswa. Melalui beasiswa itu, kita akan berikan subsidi kepada mereka, dengan memberi bantuan perlengkapan sekolah, beras untuk makan mereka selama di pesantren dan keperluan lainnya. Yang pasti, biaya sekolah dan biaya hidup mereka selama berada di pesantren akan ditanggung oleh pemerintah daerah,” terangnya.
Jeje menambahkan, program-program unggulan Jihad, termasuk program pendidikan pesantren, sudah dibahas dan didiskusikan dengan para ulama di Kabupaten Pangandaran. Selain itu, kata dia, pihaknya pun sudah menyampaikan langsung program tersebut saat bertemu langsung dengan masyarakat. “Hampir di setiap pertemuan dengan masyarakat saya sampaikan program tersebut,” katanya.
Selain program itu, kata Jeje, pihaknya pun akan meluncurkan program Madrasah Diniyah untuk diterapkan di sekolah formal. Mulai dari siswa SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MTs di Kabupaten Pangandaran, wajib mengikuti program tersebut.
“Nanti kegiatan Madrasah Diniyah akan menjadi ekstrakulikuler wajib yang harus diikuti oleh siswa di seluruh sekolah di Pangandaran. Bahkan, sertifikat Madrasah Diniyah akan dijadikan syarat kelulusan siswa di seluruh jenjang tingkatan sekolah,” ungkapnya.
Menurut Jeje, meski Pangandaran akan didorong menjadi daerah wisata yang maju, tetapi harus tetap mempertahankan kultur masyarakat Pangandaran yang religius. Jangan sampai, tambah dia, kemajuan wisata Pangandaran berdampak buruk terhadap prilaku masyarakat.
“Kami tidak hanya berpikir bagaimana meningkatkan SDM yang mumpuni lewat program sekolah gratis hingga tingkat SLTA, tetapi kami pun harus berpikir bagaimana menciptakan karakter masyarakat yang agamis. Makanya, ketika program sekolah formal digulirkan, dibarengi juga dengan program pendidikan agamanya,” katanya. (Ntang/Koran-HR)