Photo ilustrasi net/Ist.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Dalam upaya mensukseskan swasembada pangan dan mensejahterakan masyarakat, Pemkot Banjar diminta supaya terus mendorong petani untuk menanam padi, jagung dan kedelai (pajale).
Hal itu ditegaskan Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Ikamaja Bagusantri Kota Banjar, Jawa Barat, Abdul Kholik, ketika ditemui harapanrakyat.com, disela-sela acara Diklat Budidaya Pajale, di Sekretariat Poktan Bagusantri, Dusun Bantardawa, Desa Rejasari, Kec. Langensari, Kota Banjar, Senin (24/08/2015).
“Saya harapkan lahan pertanian mampu menghasilkan pajale. Meskipun terkendala musim kemarau dan datangnya hama wereng seperti saat ini, petani jangan sampai putus asa. Begitupun pemerintah kota harus terus mendorongnya,” katanya.
Terlebih, lanjut Abdul, Kementerian Pertanian telah menetapkan 11 arah kebijakan pembangunan pertanian tahun 2015-2019. Salah satunya adalah meningkatkan ketahanan pangan melalui pengembangan 7 komoditi strategis, yaitu padi, jagung, kedelai, tebu, cabai, bawang merah dan hewan ternak sapi.
Dia menilai, dorongan tersebut sangat penting, mengingat Pemkot Banjar bervisikan menuju Banjar Agropolitan. Dengan demikian, penanaman pajale dilakukan secara menyeluruh di Kota Banjar, terutama di wilayah Kecamatan Langensari yang diharapkan menjadi lumbung pangan.
Pihaknya berharap, Pemkot Banjar melalui intansi terkaitnya, harus mampu memberikan fasilitas penunjang untuk peningkatan produktivitas pajale tersebut. Seperti alat-alat pertanian dan pompa air yang sangat dibutuhkan dalam musim kemarau ini.
“Kita selaku P4S di Kota Banjar, siap mendukung dan turut serta guna tercapainya swasembada padi, jagung dan kedelai, khususnya di wilayah Langensari, dan umumnya di Kota Banjar,” tegasnya.
Bentuk dukungan tersebut salah satunya melalui peningkatan kompetensi P4S dengan menggelar Diklat Pajale. Kegiatan tersebut dimulai sejak tanggal 21-25 Agustus 2015, dan diikuti sebanyak 20 orang petani binaannya, bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Bandung.
Dalam kegiatan diklat itu, pihaknya juga memberikan sejumlah materi mengenai agribisnis padi, diantaranya pengolahan lahan, persiapan benih, penanaman, pemupukan, penyiangan, pengairan, pengendalian CPT, panen dan pasca panen. Termasuk diberikan pula pemahaman analisa usaha tani, Filosofi Pengelolaan Tanaman Terpadu, Teknik Pemecahan Masalah, Pemasaran Hasil dan Mitigasi Iklim. (Nanks/R3/HR-Online)