Hektaran areal hutan ini mengalami kerusakan akibat aktifitas penjarahan. Photo : Asep Kartiwa/ HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Abah Kunai, tokoh masyarakat Desa Selasari, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, ketika ditemui Koran HR, Selasa (30/06/2015) lalu, menyebutkan bahwa aktifitas penjarahan kayu di kawasan Hutan Cisaladah, masih terus terjadi. Bahkan beberapa hari belakangan ini, dia mengaku mendapat laporan dari warga mengenai aktifitas penjarahan kayu tersebut.
“Ada warga yang menelepon, tadi malam, soal aktifitas penjarahan hutan di wilayah Curug Cikole dan Curug Cimanggu, Desa Selasari. Lokasi itu merupakan kawasan KRPH Cisaladah,” kata Abah Kunai, Selasa (30/06/2015) lalu.
Abah Kunai khawatir, aktifitas penjarahan hutan tersebut akan merusak sektor pariwisata body rafting Santirah yang ada di wilayah Objek Wisata Daerah Tujuan (ODTW) Desa Selasari. Menurut Abah Kunai, bila debit air sungai berkurang akibat penjarahan hutan, otomatis pariwisata body rafting juga akan terhenti.
Pada kesempatan itu, Abah Kunai juga memaparkan soal peristiwa penjarahan kayu tahun 2014 di kawasan sumber mata air Gunung Kendeng. Akibat aktifitas penjarahan itu, seperti laporan dari Perum Perhutani, sedikitnya sekitar 500 hektar lahan rusak. Padahal, tanaman yang tumbuh di kawasan itu merupakan tanaman langka berusia ratusan hingga ribuan tahun.
Sumber mata air di sekitar Bukit Dudan Hutan Cisaladah yang airnya sudah keruh akibat penebangan hutan liar dan kini kondisinya sudah berubah fungsi jadi kebun ilalang. Foto: Asep Kartiwa/HR
Meski Pemerintah Kabupaten Pangandaran sudah beberapa kali menggelar pertemuan dengan para stake holder, kata Abah Kunai, namun hingga saat ini pelaku penjarahan hutan tidak pernah mendapat tindakan tegas apapun. (Askar/Koran-HR)