Rusa yang berhabitat di Cagar Alam Pangandaran saat berkeliaran di kawasan objek wisata Pantai Pangandaran. Foto: Asep Kartiwa/HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Bermigrasinya sejumlah hewan lindung yang berhabitat di Cagar Alam Pangandaran dan kerap ditemukan berkeliaran di kawasan wisata Pangandaran atau bahkan kabur hingga berkilo-kilo meter, disebabkan dari beralihnya makanan hewan tersebut. Hal itu terjadi akibat hewan-hewan itu kerap diberi makanan manusia, sehingga enggan memakan dedaunan yang menjadi makanan asli hewan tersebut.
Menurut Petugas BKSDA Pangandaran, Uking Iskandar, di Cagar Alam Pananjung Pangandaran terdapat sejumlah hewan liar yang dilindungi, seperti Kera (makakak), Rusa (Cervus Timorenesis), Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) dan hewan liar lainnya. [Baca juga: Kabur dari Cagar Alam Pangandaran, Rusa Masih Ditemukan di Bandara Nusawiru]
Uking mengatakan, prilaku hewan-hewan tersebut kini sudah berubah dan tidak seperti hewan liar yang hidup di alam bebas. Perubahan prilaku yang menonjol, yakni dari kesukaan makanan. Hewan liar itu kini sudah tidak mau memakan dedaunan yang menjadi makanan aslinya.
“Seperti rusa, makanan kesukaannya sudah mirip seperti manusia. Makanya, rusa di Cagar Alam sudah tidak betah tinggal di habitatnya. Hewan itu lebih memilih berkeliaran di daerah wisata untuk mencari sisa-sisa makanan manusia,” katanya, ketika dihubungi HR Online, Minggu (21/06/2015).
Penyebab beralihnya makanan hewan tersebut, kata Uking, karena ulah manusia. Karena tak jarang hewan itu diberi makanan manusia oleh para wisatawan. “Akibatnya, hewan rusa kini menjadi manja. Saya sering mengamati hewan itu kini sudah tidak mau memakan dedaunan apabila berada di habitatnya, di kawasan Cagar Alam,” katanya.
Pihaknya, lanjut Uking, sudah memperingati wisatawan agar tidak memberikan makanan kepada hewan-hewan lindung tersebut. Bahkan, papan pengumuman terkait larangan tersebut sudah dipasang di beberapa titik di kawasan Cagar Alam. “ Namun, tetap saja banyak wisatawan yang membandel. Mereka masih saja memberi makanan manusia kepada hewan-hewan liar itu,” imbuhnya.
Perubahan prilaku lainnya, kata Uking, terlihat pada hewan kera. Setelah kera sering diberi makanan manusia, lanjut dia, kini malah sering mencuri makanan milik pedagang dan wisatawan. Bahkan, kera-kera liar itu dikabarkan sering mencuri kacamata, hanphone dan barang-barang milik wisatawan. “Populasi kera di Cagar Alam Pangandaran saat ini ada 7 kelompok. Satu kelompoknya terdiri dari 40-60 ekor kera,” imbuhnya.
Uking mengatakan, berdasarkan penelitian terakhir yang dilakukan ITB, jumlah populasi hewan rusa di Cagar Alam Pangandaran sebanyak 176 ekor. Jumlah itu belum dihitung rusa yang baranak setelah penelitian. “ Populasi rusa di Cagar Alam Pangandaran memang masih banyak. Kami dari BKSDA terus melindungi hewan tersebut akan tidak punah,” katanya.
Sementara terkait hewan rusa yang sampai kabur hingga berkilo-kilo meter atau sampai ditemukan di daerah Bandara Nusawiru Cijulang, Uking mengatakan, hal itu terjadi karena berbagai sebab. “Bisa karena rusa itu dikejar oleh anjing, hingga kemudian lari berkilo-kilo meter dan membuat hewan itu kesasar. Bisa juga karena hewan itu mencari sisa-sisa makanan manusia hingga sampai berjalan berkilo-kilo meter,” terangnya. (Askar/R2/HR-Online)