Wakil Bupati Ciamis, Jeje Wiradinata bersama Kepala Bappeda Ciamis, Kusdiana dan jajaran pejabat dinas terkait Pemkab Ciamis, saat diterima Wakil Bupati Jombang, Mundjidah Wahab, di Pendopo Bupati Jombang, Jawa Tengah, Selasa (26/05/2015) lalu. Foto: Istimewa
Berita Ciamis, (haraparakyat.com),-
Kelangkaan pupuk sering muncul saat musim tanam padi tiba. Tidak terkecuali di Kabupaten Ciamis. Dalam beberapa waktu ke belakang, kasus kelangkaan pupuk menjadi problema petani Ciamis. Tentu perlu ada solusi agar kelangkaan pupuk tak terulang lagi. Karena masalah ketersediaan pupuk memiilki peran penting untuk peningkatan produksi pertanian.
Karena persoalan itu, Pemkab Ciamis kini tengah berupaya mencari jalan keluar. Salah satu caranya dengan melakukan beberapa kali rapat koordinasi penanganan pupuk. Tapi, upaya itu belum semuanya sukses. Makanya, selama dua hari, Pemkab Ciamis yang dipimpin Wakil Bupati, Jeje Wiradinata, datang ke pabrik pupuk Petrokomia Gresik, di Kota Gresik, Jawa Timur, Senin (25/05/2015) lalu.
Jeje datang ke Kota Gresik bersama Kepala Bappeda Ciamis, Kusdiana dan didampingi sejumlah pejabat dinas terkait serta beberapa anggota DPRD Ciamis. Setelah dari Gresik, rombongan pun melanjutkan kunjungan ke Pemkab Jombang, Jawa Tengah. Jombang dinilai cukup berhasil dalam penyaluran pupuk bersubsidi secara tepat ke para petani.
“Dua hari di Jawa Timur, kita berusaha mempelajari alur distribusi pupuk dan pemanfaatan pupuk secara tepat sasaran,” ujar Jeje, kepada Koran HR, usai menggelar kunjungan tersebut.
Di PT Petrokimia Gresik, rombongan Jeje diterima oleh Direktur Sumber Daya Manusia Irwansyah dan General Manajer Bambang Heru. Dalam kesempatan itu, dijelaskan soal distribusi pupuk dari pabrik sampai ke distruibusi dan kios.
“Untuk menghindari penyimpangan distribusi pupuk, akhirnya disepakati pihak Petrokimia akan melaporkan setiap pengiriman pupuk ke distribusi dan kios. Begitu mereka kirim pupuk, langsung akan melaporkan kepada kami. Dengan begitu, kami akan mudah mengawasi saat pendistribusian hingga ke kios pupuk,” katanya.
Menurut Jeje, jatah pupuk untuk Ciamis dari Petrokimia yaitu SP sebanyak 15 ribu ton, ZA 3 ribu ton dan lainnya. Selama ini, kata Jeje, Pemkab Ciamis menerima laporan distribusi pupuk sebulan setelah ada kegiatan. “Dengan kondisi itu, menyulitkan kami untuk melakukan kontrol,” ujarnya.
Dengan adanya laporan setiap hari pengiriman, kata Jeje, memudahkan pihaknya melakukan pengawasan di daerah. “Sehingga, kita mengetahui kapan pupuk masuk ke gudang dan ke kios. Kita tak ingin penyimpangan pupuk terjadi. Kasihan petani,” katanya.
Dia menyambut baik kerjasama dibangun dengan PT Petrokimia Gresik. Selanjutnya, kata Jeje, pihaknya akan melakukan kerjasama serupa dengan Pupuk Kujang di Karawang. “Rencananya pekan depan kita akan ke Pupuk Kujang Karawang,” imbuhnya.
Sementara di Pemkab Jombang, rombongan Pemkab Ciamis diterima oleh Wakil Bupati Jombang, Mundjidah Wahab. Menurut Jeje, Jombang selama ini sudah membangun sistem distribusi pupuk yang bagus. Setiap dua kali dalam seminggu, ada koordinasi antara penyuluh pertanian, wakil petani, wakil distrubusi dan kios pupuk untuk mengecek distribusi pupuk. Sehingga, saluran pupuk subsidi di Jombang berjalan dengan baik.
“Misalkan, petani di desa tertentu, nanti membawa usulan kebutuhan pupuk. Lalu, disampaikan dalam pertemuan itu. Nanti, dijadwalkan distribusinya. Setelah itu, dicek apakah sampai ke petani dimaksud atau tidak,” kata Jeje.
Dengan demikian, pupuk subsidi sampai ke sasaran sesuai dengan kebutuhan petani. Bahkan, Bupati Jombang menawarkan hadiah Rp 25 juta kepada petani yang menemukan orang menyimpangkan pupuk subdisi.
“Kita akan mempelajari sistem seperti di Jombang itu. Karena terbukti efektif dalam penyaluran pupuk. Kita bisa mencegah pupuk subsidi merembes ke luar. Sehingga ketersediaan pupuk untuk petani aman,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kabupaten Ciamis, Kusdiana, mengatakan, banyak hasil yang didapat setelah melakukan kunjungan ke PT Petrokimia Gresik dan Pemkab Jombang dalam pendistribusian pupuk bersubsidi.
“Dengan PT Petrokimia kita sudah melakukan komitmen kerjasama dalam pengawasan pendistribusian pupuk bersubsidi. Dalam kerjasama yang dibangun, disepakati bahwa PT Petrokimia akan menyampaikan laporan harian mengenai alur distribusi pupuk dari mulai di produsen sampai ke petani,” katanya, kepada HR, Senin (01/06/2015).
Selain itu, kata Kusdiana, PT Petrokima pun akan melaporkan stok pupuk mulai di Lini VI (pengecer resmi), Lini III (Distributor) dan Lini II (Gudang Penyangga/Produsen). “ Dengan adanya kerjasama ini diharapkan alur distribusi pupuk bersubsidi di Ciamis bisa berjalan lancar dan tidak terjadi kelangkaan di petani,” ungkapnya.
Kusdiana juga mengatakan, saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Jombang, diperoleh strategi pengawasan dalam penyaluran pupuk bersubdisi yang sudah diterapkan Pemkab setempat dan berhasil mencegah penyimpangan di lapangan.
Menurut Kusdiana, ada 5 strategi yang sudah diterapkan Pemkab Jombang. Yakni, pertama, dengan melakukan gerakan pengembalian sisa-sisa tanaman ke lahan pertanian. Kedua, setiap hari Senin dan Kamis (dua kali seminggu), penyuluh pertanian membreakdown kebutuhan riil pupuk bersubsidi sebagai pesanan kepada setiap distributor.
Ketiga, Pemkab Jombang menyediakan hadiah sebesar Rp. 25 juta bagi penangkap pembawa pupuk ilegal dari Kabupaten Jombang. Keempat, ada petugas PNS yang ditempatkan di Gudang Penyangga (Lini II) untuk memantau pendistribusian pupuk bersubsidi dari gudang tersebut. Kelima, kelompok tani yang mengajukan RDKK di Kabupaten Jombang sudah dibuat keputusan kepala daerah. (Bgj/Koran-HR)