4 buah situs peninggalan sejarah berupa makam yang terdapat di wilayah Gunung Bojogede, Dusun Paledah, RT 1 RW 2, Desa Paledah, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, nyaris terlupakan. Photo : Entang SR/ HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Situs peninggalan sejarah berupa makam yang terdapat di wilayah Gunung Bojogede, Dusun Paledah, RT 1 RW 2, Desa Paledah, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, nyaris terlupakan.
Engkus Kusnadi, tokoh masyarakat setempat, ketika ditemui Koran HR, Senin (22/06/2015), mengungkapkan, bahwa di wilayah Gunung Bojogede Paledah terdapat empat makam orang yang hidup di masa bersejarah.
“Diantaranya, makam Dewi Dayang Sumbi, makam Eyang Jaga Pati, makam Gedang Mataram, dan makam Syeh Al Muhtar,” ucapnya.
Lebih lanjut Engkus mengisahkan, makam Dewi Dayang Sumbi ditemukan masyarakat pada era kemerdekaan. Menurut keterangan buku kuno, Dewi Dayang Sumbi kabur meninggalkan Sangkuriang (anaknya) yang berada di Gunung Tangkuban Perahu, dan menetap di Gunung Bojogede hingga wafat.
Kemudian, Eyang Jaga Pati atau adik dari Jaga Resmi. Eyang Pati merupakan salah seorang tokoh yang hidup jauh sebelum masa penjajahan hindia Belanda. Eyang Pati dikabarkan diperintahkan kakaknya untuk menjaga Gunung Bojogede.
Selanjutnya, situs bersejarah ketiga yaitu makam Gedeng Mataram. Gedeng Mataram adalah salah satu utusan kerajaan mataram yang ditugaskan untuk membawa seorang putri dari Kerajaan Pajajaran. Namun tugas yang diemban Gedeng Mataran tidak berhasil dituntaskan, diapun memilih menetap di Gunung Bojogede sampai akhirnya wafat disana.
Terakhir, situs makam Syeh Al Muhtar. Menurut cerita orang tua jaman dulu, Syeh Al Muhtar merupakan seorang pendatang asal Tasikmalaya, pada tahun 1920. Syeh Al Muhtar merupakan tokoh yang berpengaruh dalam penyebaran agama islam di wilayah tersebut. selain itu, dia juga merupakan tokoh pejuang masyarakat saat melawan penjajahan Belanda.
“Beliau mempunyai ratusan santri. Beliau wafat pada sekitar tahun 1959-1960. Kini, makam Syeh Al Muhtar masih sering dikunjungi banyak orang dari luar daerah,” ucapnya.
Kepala Desa Paledah, Abdul Halim, ketika dimintai tanggapan oleh Koran HR, Senin (22/06/2015), mengutarakan, keempat situs yang terdapat di wilayahnya itu membutuhkan perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran.
“Seiring dengan cita-cita kabupaten pariwisata, keempat situs ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata pendidikan dan budaya atau destinasi wisata sejarah yang bisa diandalkan oleh Pangandaran,” katanya.
Sementara itu, Kasei Kepurbakalaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Dibudpora) Kecamatan Padaherang, Ano, Senin (22/06/2015), menyatakan, keempat situs tersebut sudah masuk dalam daftar untuk diajukan sebagai aset daerah. (Ntang/Koran-HR)