Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Petani di dusun Buniasih, Desa Kutawaringin, Kec. Purwadadi, Kab. Ciamis, hingga harus memakai mesin pompa besar berkapasitas 19 pk, untuk mengairi areal pesawahan seluas 75 hektar yang dilanda kekeringan.
Tindakan itu mereka ambil, karena sudah selama 2 minggu areal pesawahannya tidak mendapatkan pasokan air, jika dibiarkan padi yang baru mereka berusia 20 hari tanam terancam mati. “Sawah kami tanahnya sudah belah karena kekeringan,” ujar Nasio (42), petnai Buniasih kepada harapanrakyat.com, Jum’at (29/05/2015).
Pasokan air yang diambil mesin pompa, menurut Suprapto (37), petani lainnya, berasal dari sungai Ciseel. “Agar semua areal bisa cepat mendapatkan pasokan air, saya harus mengoperasikan mesin pompa ini selama 24 jam tanpa henti,” ucapnya.
Meski mesin pompa berkapasitas besar, menurut Suprapto, pasokan air belum mampu mengairi areal pesawahan yang mencapai 75 hektar, padahal mesin tersebut telah beroperasi hampir satu minggu lamanya. Biaya operasional harus ditanggung petani pemilik lahan.
“Satu hari, satu malam, mesin pompa menghabiskan solar sebanyak 70 liter, dan semua itu urunan dari petani pemilik lahan. Musim tanam kali ini, kami akan sangat besar mengeluarkan biaya,” keluhnya.
Menurut Kamilin (55), petani lainnya, mengatakan, kekeringan lahan acap kali melanda areal pesawahan mereka setiap tahunnya. Untuk itu, dirinya berharap kepada pemerintah Kabupaten Ciamis segera membantu kesulitan tersebut. “Yaa kalu bisa dibuatkan saluran irigasi, kalau tidak kami minta bantuan mesin pompa lagi, biar cepat saat mengairi pesawahan,” harapnya. (Suherman/R1/HR-Online)