Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-Yayasan Mata Hati bersama LSM Mutiara dan LSM Viaduct Kota Banjar, Jawa Barat, yang selama ini bergerak dalam program penanggulangan dan pencegahan HIV-AIDS di Kota Banjar, mendorong pemerintahan desa untuk ikut lebih tergerak pada program tersebut.
Hal itu dikatakan Pengelola Program Yayasan Mati Hata, Drs. Aam Hamdan, kepada harapanrakyat.com, usai menggelar pertemuan sekaligus diskusi dengan kepala desa dan pihak kecamatan se-Kota Banjar, di RM. Prima Rasa, Rabu (15/04/2015).
“Pemerintah desa yang lebih dekat dengan masyarakat, jelas harus lebih tergerak memberikan pemahaman dan sosialisasi terhadap warganya,” ucap Aam.
Menurutnya, kepala desa maupun kepala kelurahan memegang peran yang besar dalam memimpin pelaksanaan upaya penanggulangan dan pencegahan HIV-AIDS di wilayahnya masing-masing. Terlebih pengidap HIV-AIDS mulai merambah ke desa-desa, termasuk masyarakat yang beresiko terkena virus mematikan itu.
Lebih lanjut Aam mengatakan, pihak pemerintahan desa perlu membentuk kader-kader di wilayahnya yang peduli terhadap penanggulangan dan pencegahan HIV-AIDS, dan otomatis perlu pula mengupayakan untuk alokasi anggarannya.
“Adanya dana desa, salah satunya untuk alokasi anggaran pemberdayaan masyarakat. Setidaknya bisakah sedikit anggaran untuk penyuluhan HIV atau penyuluhan kesehatan lainnya,” ujar Aam.
Artinya, disinilah seharusnya strategi penanggulangan HIV secara umum harus diubah dengan melibatkan partisipasi masyarakat secara penuh dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pendanaan, sampai ke monitoring dan evaluasi. (Nanang/R3/HR-Online)