Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika hingga menembus angka Rp.13.000 per dolar, membuat harga harga kedelai di sejumlah daerah melambung tinggi. Namun, sampai saat ini kondisi tersebut belum berdampak pada harga jual kedelai impor di Kota Banjar Jawa Barat.
Baca juga: Meski Terkendala Lahan, Pemkot Banjar Bantu Benih Kedelai
Hal itu dikatakan Teti (28), petugas kasir di salah satu toko distributor kedelai yang ada di Kota Banjar, saat ditemui HR Online, Minggu (22/03/2015). Dia menyebutkan, hingga pekan ini harga kedelai impor asal Amerika masih relatif stabil.
Harga jual bahan baku tahu dan tempe dalam beberapa hari terakhir ini cenderung bertahan, yaitu dengan harga jual eceran Rp.7.400 per kilo. Menurut Teti, harga sebesar itu sudah bertahan selama satu bulan.
“Memang kami sempat mengkhawatirkan tingginya nilai dollar akan berdampak pada naiknya harga kedelai impor. Tapi ternyata di Pasar Banjar tak begitu berpengaruh,” tukasnya.
Baca juga: Petani Perlu Optimalkan Produksi Kedelai
Kekhawatiran itu, lanjut Teti, bukan hanya dialami para pedagang saja, namun juga para konsumen/pelanggannya. Mereka banyak yang menelepon menanyakan harga jual kedelai sekarang ini.
“Mudah-mudahan saja kedepan tidak ada kenaikkan. Ditakutkan kalau naik, apalagi naiknya sampai 500 rupiah per kilo, bisa-bisa ada demo lagi seperti tahun lalu. Ya kalau naiknya 100 sampai 200 rupiah Insya Allah para pedagang tahun dan tempe tak akan demo,” ujarnya.
Menurut Teti, naikknya harga kedelai di sejumlah daerah akibat pasokannya tidak lancar, dan ada kemungkinan berbeda importirnya. Sedangkan, kedelai yang dikirim kepada pihaknya langsung dari pelabuhan Cilegon.
“Bahkan, hari ini baru saja datang kiriman satu truk tronton sebanyak 30 ton. Jumlah sebanyak itu kami bisa menjual habis dalam 3 hari. Selain untuk memenuhi kebutuhan para pengrajin tempe tahu, juga melayani pedagang grosiran maupun eceran,” pungkas Teti. (Nanang/R3/HR-Online)