Berita Banjar (harapanrakyat.com),-
Pemerintah Kota Banjar rencananya akan melakukan penataan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy, dengan menerapkan konsep River Front City. Jadi, bangunan-bangunan yang ada di sepanjang bibir sungai diharapkan bisa menghadap ke air.
Hal itu dikatakan Kepala BidangTata Ruang Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (DCKTLH) Kota Banjar, Eri K Wardhana, ST., kepada HR, Senin (16/03/2015).
Pada konsep tersebut dijelaskan tentang penataan sebuah kota dengan menimbang hubungan timbal-balik antara Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga, daerah sepanjang Sungai Citanduy yang melalui Kota Banjar akan tampak menarik, asri dan membuat orang merasa nyaman untuk beristirahat di daerah tersebut.
“Kalau diambil prioritas, misalnya penataan DAS Citanduy di daerah Parunglesang sampai ke belakang Rumah Sakit Umum Banjar. Itu sebagai percontohannya sambil menunggu kelanjutan penataan berikutnya,” ujar Eri.
Sedangkan, dari bangunan-bangunan rumah penduduk yang sudah mulai mengarah ke konsep river front city, saat ini terlihat di daerah Siluman, Blok Roda, dimana ada beberapa rumah warga menghadap ke Sungai Citanduy.
Eri menjelaskan, konsep tersebut erat kaitannya dengan pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Karena, inti dari konsep river front city itu adalah untuk menciptakan kondisi hidorlis DAS yang optimal, terwujudnya pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan, dan peningkatan produktifitas lahan serta peningkatan kesejahteraan.
Pihaknya juga berharap, masyarakat dapat termotivasi untuk melaksanakan berbagai program pembangunan di Kota Banjar, khususnya penataan di sekitar DAS Citanduy dengan konsep river front city.
Eri menyebutkan, pada dasarnya fisik Kota Banjar mengikuti pola linear, yaitu pembangunan sepanjang DAS Citanduy diusahakan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, dan sosial. Sebagai center point-nya saat ini Pemkot Banjar sudah membangun Pusdai berikut tamannya.
Agenda konkritnya melalui penataan sempadan sungai di sejumlah titik strategis, seperti di wilayah Parunglesang, Parungsari, tepatnya di belakang Pendopo dan RSU Banjar, bendungan Doboku, pembuatan taman, dan jogging track, serta penguatan tebing.
Dalam pengelolaan dan penataan wilayah DAS ini melibatkan pihak BBWS, Dinas PU dan DCKTLH. Menurut Eri, pengelolaan dan penataan dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, diantaranya pengendalian erosi dan banjir, rehabilitasi bangunan konservasi dan normalisasi sungai. (Eva/Koran-HR)