Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Bupati Ciamis H. Iing Syam Arifin, mengaku pihaknya belum percaya bahwa 5 warga Kabupaten Ciamis yang ditangkap di perbatasan Turki- Suriah pekan lalu terlibat organisasi ISIS (Islamic State of Iraq and Syria). Pasalnya, hingga saat ini pihaknya belum mendapat data dan informasi valid terkait kabar tersebut.
“ Kita masih menunggu kelanjutan kabar dari Kementerian Luar Negeri, meskipun yang ditangkap sudah dipastikan mereka warga Ciamis. Karena, bicara soal benar atau tidaknya mereka terlibat ISIS, harus ada data pendukung yang valid dari institusi yang berwenang. Pasalnya, berbicara soal ini harus didukung dengan data secara akurat,” katanya, saat dihubungi HR Online, di Pendopo Bupati Ciamis, Senin (16/03/2015).
Iing mengatakan, meski benar 16 WNI tersebut terlibat gerakan ISIS di Suriah, namun belum bisa dipastikan juga bahwa mereka adalah warga Ciamis. “ Saya tadi malam melihat tayangan berita di stasiun TV swasta yang menyebutkan bahwa ada dugaan bahwa mereka yang ditangkap di Turki menggunakan identitas KTP orang lain sebagai strategi untuk menghilangkan jejak,” katanya.
Karena itu, lanjut Iing, untuk memastikan apakah mereka warga Ciamis atau bukan dan terlibat ISIS atau tidak, harus menunggu informasi dari Kemenlu RI. “ Namun, jika benar tentu kita akan melakukan langkah pembinaan dan mencegah warga lainnya agar tidak ikut terlibat dalam organisasi tersebut,” ujarnya.
Iing pun menghimbau peran ulama harus lebih ditonjolkan dalam menangkal aliran radikal di kalangan pemeluk agama Islam. Ulama, menurutnya, harus melakukan pembinaan dan penerangan kepada masyarakat agar orang yang mendalami ilmu agama tidak tersesat.
Hal senada pun dikatakan Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Ciamis, KH Koko Komarudin. Dia menilai sifat eksklusif bisa menyeret orang ke dalam jurang radikalisme. “Orang berkarakter radikal bisa jadi karena politik, ekonomi, budaya dan ideologi yang dia serap, termasuk pemahaman agama yang eksklusif tidak inklusif. Sehingga, mudah dimasuki paham radikal,” katanya, Senin (16/03/2015).
Seperti diberitakan sebelumnya, 5 dari 16 WNI yang ditangkap di Turki diketahui bernama Daeng Stanzah (31), Ifah (30), Is (6) dan AM (5) merupakan warga Dusun Sindang Desa/Kecamatan Rancah dan Muhammad Ihsan (15) warga Dusun Cisaar Desa Kertahayu Kecamatan Pamarican.
Daeng Stanzah dan Ifah merupakan pasangan suami istri yang membawa serta kedua anak ke Turki, sementara Ihsan merupakan anak dari tokoh organisasi LDII. Ifah dan Ihsan sempat menimba ilmu di Ponpes Ibnu Masud di Bogor Jawa Barat, di mana suami Ifah berprofesi sebagai juru masak di pesantren itu. (Bgj/R2/HR-Online)
Berita Terkait
Gabung ISIS, Warga Ciamis yang Ditangkap di Turki Ternyata Santri dari Pamarican
Dandim Pastikan 5 dari 16 WNI yang Ditangkap di Turki Benar Warga Ciamis
Ini Cerita Santri asal Ciamis Berniat Berangkat ke Suriah dan Ditangkap di Turki
Disinggung Soal ISIS, Ayah Santri Ciamis yang Ditangkap di Turki Ini Marah
Santri asal Ciamis yang Ditangkap di Turki Dikenal Pendiam dan Tertutup
Penangkapan Ihsan Dikaitkan dengan ISIS, Warga Kertahayu Ciamis Kaget
Polres Ciamis Pantau Lokasi yang Terindikasi Penyebaran Paham Radikal