Seni tari yang dipertunjukan mahasiswa asal Kabupaten Ciamis di sebuah pementasan di Jogyakarta, beberapa waktu lalu. Foto: Dokumentasi HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Kesenian Manorek asal Desa Purwasari, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mendapat perhatian serius dari pemerintah. Bahkan, baru-baru ini, sanggar seni Manorek yang selama ini mati suri mendapat kunjungan dari Institute Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Ciamis.
Menurut keterangan para praktisi/ seniman, kesenian manorek sangat dikenal pada era tahun 1870. Pada masanya, kesenian manorek seringkali mendapat kesempatan untuk pentas. Kesenian ini pun mendapat tempat di hati masyarkat kala itu.
Namun seiring perkembangan jaman, atau sekitar tahun 1895, kesenian manorek mulai meredup, kuat dugaan, hal itu dilatarbelakangi karena perkembangan kesenian modern yang merambah dan menyusup ke daerah.
Akademisi ISBI Bandung, Dr. Suhendi, Sn, kepada Koran HR, pekan lalu, menyayangkan keberadaan kesenian manorek yang kerap mengalami mati suri. Dia berharap, di masa yang akan datang kesenian peninggalan sejarah masa lalu itu kembali mendapat perhatian.
Menurut Suhendi, kesenian manorek sangat bagus apalagi bila dibumbui cerita-cerita kolosan yang dipadukan dengan lawakkan (humor). Dia mensinyalir, meredupnya kesenian manorek lantaran regenerasi dan pembinaan serta pelestarian terhadap kesenian manorek sangat kurang.
“Sudah saatnya, kesenian ini (manorek) kembali diperkenalkan, melalui kemasan pementasan dan memasukkannya pada kurikulum pendidikan, agar para siswa di sekolah mempelajarinya,” ucapnya. (Andri/Koran-HR)