Selama 20 tahun menjadi waria, kini Dede Dudin alias Dini, kembali jalani hidup sebagai pria sejati. Penampilan Dede Dudin saat masih menjadi waria (Kiri). Penampilan Dede Dudin setelah kembali menjadi seorang pria (kanan). Foto: Eva Lativah/HR
(Bagian 1/Bersambung)
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Setelah 20 tahun menjalani pahit getirnya kehidupan menjadi seorang waria (wanita-pria), Dini (37), akhirnya memutuskan untuk kembali lagi sebagai laki-laki normal. Pria yang lahir di Dusun Randegan 2, Desa Mekarharja, Kec. Purwaharja, Kota Banjar, pada tanggal 2 Februari 1979 silam, memiliki nama asli Dede Dudin.
Kepada HR, pemilik Geulis Salon itu menceritakan sekelumit kehidupannya saat menjadi waria maupun setelah dirinya berubah lagi sebagai pria, sebagaimana dirinya dilahirkan.
Saat ditemui di salonnya, Senin (23/02/2015), Dede mengaku, dari awal Desember 2014 sudah ada niat untuk kembali ke semula. Keinginan itu murni dari dirinya sendiri, tidak ada dorongan siapa pun. Namun, niatnya tersebut baru terlaksana pada bulan Februari 2015 ini.
“Kalau dirasakan, saya rasa justru lebih nyaman sekarang dibandingkan saat menjalani sebagai seorang waria. Sekarang saya lebih nyaman dalam bergaul dan beribadah, sampai-sampai setiap sholat saya selalu menangis, ingat dosa-dosa saya,” tuturnya.
Selain sibuk bekerja di salon miliknya, Dede Dudin juga bekerja sebagai Petugas Lapangan (PL) di LSM Viaduct yang selama ini bergerak dalam upaya penanggulangan dan pencegahan HIV-AIDS di Kota Banjar.
Sebagai Petugas Lapangan, dia tidak hanya memberikan pemahaman mengenai bahaya HIV-AIDS kepada teman-teman waria yang menjadi kelompok dampingannya, tapi juga aktif memberi penyuluhan di masyarakat, bersama kader-kader PIKM di sejumlah desa/kelurahan.
Dede mengaku terharu ketika dirinya memutuskan mau berubah lagi menjadi laki-laki normal, karena ternyata keinginannya itu mendapat dukungan dari semua saudara dan teman-teman kerjanya, serta dari para kader.
Bahkan, acara selamatan atas perubahannya itu pun digelar oleh sejumlah Kader PIKM yang ada di wilayah Kec. Pataruman dan Langensari, bertempat di rumah salah seorang kader di Waringinsari.
“Harapan saya kedepan, mudah-mudahan diberikan petunjuk untuk hidup di jalan yang lurus, dan selalu ada hikmahnya di balik semua ini. Saya juga telah mengubur dalam-dalam perjalanan hidup saya dulu. Sekarang mulai membuka lembaran baru untuk kehidupan baru,” ucapnya. (Eva/Koran-HR)