Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Produksi kerupuk di wilayah Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, beberapa waktu ini terganggu akibat cuaca buruk. Akibatnya, sejumlah pengrajin kerupuk di wilayah tersebut mengalami kerugian cukup besar.
Karso, pengrajin kerupuk asal Dusun Pondokunyur, RT 17 RW 04, Desa Cintajaya, ketika ditemui HR, pekan lalu, membenarkan akibat musim hujan kali ini, usaha kerupuk miliknya terganggu.
“Tidak jarang, karena hujan kerap turun, proses penjemuran babanggi (bahan kerupuk jadi) menjadi terhambat. Jelas bagi pengrajin seperti saya itu merugikan,” ucapnya.
Namun demikian, kata Karso, untuk menghadapi musim penghujan, dia memanaskan bahan babanggi dengan menggunakan oven. Hanya saja, ongkos produksi kerupuk menjadi lebih membengkak.
“Selain itu, kapasitas oven tidak bisa menampung banyak babanggi. Belum lagi pengeringan menggunakan oven kurang sempurna,” ujarnya.
Bahkan, kata Karso, pernah sekali kesempatan karena hujan turun selama hampir satu minggu, babanggi yang dia produksi terpaksa harus dibuang. Karena kurang penjemuran, babanggi menjadi rusak dan mengeluarkan bau.
Karso mengaku, saat cuaca normal, dalam sehari dia mampu memproduksi sekitar 100 ribu buah babanggi siap goreng. Sedangkan pada cuaca buruk, dia hanya mampu memproduksi sekitar 50 ribu buah babanggi.
Meski produksi kerupuk tidak normal akibat cuaca, lanjut Karso, dia tetap harus mempertahankan karyawannya yang berjumlah 100 orang, yang meliputi 60 orang tenaga produksi, dan 40 orang tenaga lapangan.
Adang, tenaga lapangan (pemasaran), juga mengeluhkan akibat cuaca hujan kali ini omset penjualan kerupuk menurun drastis. Seringkali dia tidak jadi pergi memasarkan kerupuk yang sudah dia ambil dari pabrik lantaran turun hujan. (Andri/Koran-HR)