Kawasan makam keramat Situs Legok di Kampung Legok, Dusun Gunungsari, RT 01 RW03, Desa Panyingkiran, Dusun Gunungsari, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis. Foto: Heri Herdianto/HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Tak hanya cerita soal mistis, keberadaan Situs Legok yang berada di Kampung Legok, Dusun Gunungsari RT 01/RW 03, Desa Panyingkiran, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, ternyata menyimpan sejarah masa lalu. Konon, di tempat itu pada masa Kerajaan Galuh adalah sebuah padepokan yang digunakan untuk syiar penyebaran agama islam.
Kuncen Situs Legok, Ras`an, menjelaskan, kawasan itu merupakan area pemakaman tiga tokoh Kerajaan Galuh. Diantaranta, Kyai Abu Sahar, pemuka agama (ajengan) dan penyebar agama islam di masa Kerajaan Galuh. Kedua, Raden Panji Alia Negara, pejabat Kerajaan Galuh. Ketiga, Eyang Banda Yudha, pejabat Kerajaan Galuh yang dipercaya oleh Raja Galuh, bertugas sebagai penyimpan senjata pusaka kerajaan. [Baca juga: (Misteri Situs Legok Panyingkiran Ciamis) Mayat Muncul Kembali dari Kubur]
Ras`an mengungkapkan, Situs Legok merupakan bagian dari sejarah Kerajaan Galuh. Berdirinya Situs Legok juga diyakini berawal dari keberadaan tiga tokoh Kerajaan Galuh yang membuat sebuah padepokan di kampung Legok. Padepokan itu kemudian dijadikan pusat syiar Islam di masa itu.
“Penyebaran agama Islam di wilayah ini tidak mudah, karena mayoritas masyarakatnya menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Maka untuk memudahkan penyebaran agama Islam, ketiga tokoh kerajaan itu menciptakan kesenian Nerbang atau kesenian tradisional Islam yang memadukan unsur seni tabuh rebana dengan syair-syair pujian pada Nabi Muhammad),” katanya. [Baca juga: (Misteri Situs Legok Panyingkiran Ciamis) Peziarah Tersesat Tak Tahu Jalan Pulang]
Menurut Ras`an, lahirnya kesenian Nerbang juga dilatarbelakangi keinginan Kyai Abu Sahar untuk menyampaikan agama islam kepada masyarakat yang menggemari kesenian. Melalui perpaduan itu, agama Islam segera dapat diakui dan sekaligus dicintai oleh seluruh lapisan masyarakat. Hingga akhirnya tiga tokoh tersebut dan beberapa pengikutnya menggelar ritual Nerbangan di muara Legok Sungai Citanduy. Namun mereka akhirnya tilem (menghilang) entah kemana. Setelah mereka tilem, di sekitar kampung tersebut muncul 40 makam. Ke 40 makam yang ada di Situs Legok ini muncul secara gaib. (heri/Koran-HR/Habis)