Agus (32), sedang mengolah permen gulali menjadi bentuk-bentuk yang menarik perhatian anak-anak. Photo : Heri Herdianto/ HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Ketika melihat permen atau kembang gula ‘gulali’, sebagian besar orang yang lahir pada erah tahun 1970-1980, mungkin akan kembali bernostalgia dengan kehidupan masa kecilnya. Dulu, permen gulali terlihat begitu sederhana dan sangat akrab dengan anak-anak karena merupakan jajanan khas anak jaman dulu.
Eka Warosnika, Guru SDN Kaunglarang, kepada Koran HR, belum lama ini, mengaku, banyak kalangan anak modern sekarang ini tidak mengenal permen gulali. Menurut dia, permen gulali sarat dengan kreatifitas dan seni.
Menurut Eka, dulu permen gulali merupakan jajanan favorit anak-anak sekolah karena tidak hanya dapat dimakan saja, tetapi juga bisa dimainkan dan mengeluarkan bunyi, karena permen gulali itu seperti bentuk peluit atau bentuk ayam.
Kini, kata Eka, sebagian besar pedagang permen gulali yang tersisa kebanyakan kalangan orang tua. Mereka biasanya berjualan berkeliling dengan naik sepeda motor, dimana gerobak yang berada di bagian belakang sepeda motor dilengkapi kompor untuk memanaskan gula.
Agus (32) pedagang gulali asal Garut kini berdomisili di Kecamatan Rajadesa, mengatakan, mayoritas yang berjualan permen gulali sudah pada tua, sehingga tidak banyak pemuda yang meneruskan.
Padahal kata Agus, permen gulali merupakan makanan yang memiliki nilai seni tinggi karena selain bisa dimakan tapi juga bisa dibentuk sesuka hati. Menurut Agus, permen gulali yang ia jual sudah mengalami transformasi dan mengikuti selera jaman.
“Permen gulali dikreasikan menjadi aneka bentuk, seperti burung sampai empeng bayi,” kata Agus saat ditemui Koran HR, sambil mengolah permen gulali menjadi berupa bentuk yang menarik perhatian pembeli dari kalangan anak-anak, pekan lalu. (Heri/Koran-HR)