Ilustrasi. Foto: Ist/Net
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Para petani karet di wilayah Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Ciamis, mempertanyakan harga karet yang mengalami penurunan drastis. Semula, harga karet berkisar antara Rp 45 ribu perkilogram, sedangkan saat ini hanya berkisar Rp 16 ribu perkilogram. Terang saja, harga karet saat ini tidak sebanding dengan biaya pengeluaran atau produksi. Bila kondisinya terus demikian, sejumlah petani berencana menebangi pohon karet dan menjadikannya kayu bakar.
Pujo Leo, petani karet asal Dusun Sukadana, RT 17 RW 05, Desa Bantardawa, kepada Koran HR Jum`at (6/2/2015) lalu, mengatakan, pemerintah untuk turun tangan dan mencegah agar harga karet tidak dipermainkan oleh para bandar.
Sependapat dengan itu, Asep Indra, warga RT 18 RW 5, meminta agar para pihak yang bertanggungjawab menurunkan dan menaikkan harga, untuk menghargai cucuran keringat para petani karet.
“Selama ini kami petani karet sebenarnya hanya mengandalkan uang recehan dari kiloan karet. Kalaupun harga karet semakin menurun, bagaimana jadinya nasib para petani karet,” katanya.
Di tempat terpisah, Rosadin, tokoh masyarakat setempat, mengaku prihatin dengan penurunan harga karet. Dia juga mengaku kasihan terhadap nasib para petani karet. Dia menilai, penurunan harga karet tersebut sangat tidak wajar.
Rosadin meminta agar pemerintah, mulai dari tingkat kabupaten hingga pusat, segera menanggapi perihal penurunan harga karet tersebut. Dia tidak ingin, masyarakat kecil seperti petani karet dijadikan korban permainan yang dilakukan para bandar karet.
“Apalagi selama ini mereka (petani karet) hanya mengandalkan pendapatan dari usaha sebagai petani karet,” pungkasnya. (Andri/Koran-HR)