Ilustrasi IPM. Foto: Ist/Net
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Reduksi shortfall Kota Banjar mencapai 2,64 pada tahun 2013. Reduksi shortfall tersebut lebih tinggi dibandingkan keadaan pada tahun-tahun sebelumnya. Keadaan tersebut berarti usaha-usaha yang dilakukan pemerintah Kota Banjar untuk meningkatkan capaian nilai IPM pada tahun 2013 lebih besar pengaruhnya dibandingkan usaha pada tahun-tahun sebelumnya.
Demikian dikatakan Kepala Bappeda Kota Banjar, Ir. H. Tomy Subagja, MM., saat membuka Musrenbangcam Langensari, Selasa (10/02/2015) lalu. Dia menyebutkan, hal itu dipengaruhi antara lain adanya peningkatan Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Harapan Hidup (AHH).
“AMH merupakan angka yang memperlihatkan kemampuan penduduk dalam membaca dan menulis. Angka melek huruf pada tahun 2013 mencapai 98,41 persen. AMH tersebut meningkat sebesar 1,08 poin. Untuk RLS Kota Banjar pada tahun 2013 adalah 8,19. Ini berarti rata-rata penduduk Kota Banjar usia 15 tahun ke atas hanya menempuh pendidikan sampai kelas 2 SLTP,” terangnya.
Pada tahun 2013, AKB yang bersumber dari Dinkes Kota Banjar sebesar 15,89 per seribu kelahiran. Sementara jika AKB berdasarkan penghitungan sampel Susenas tahun 2013 sebesar 17,84 per seribu kelahiran.
Angka harapan hidup penduduk Kota Banjar pada tahun 2013 mencapai 66,89 persen per tahun. Artinya, bayi yang dilahirkan pada tahun 2013 di Kota Banjar berpeluang dapat menjalani hidup lebih dari 67 tahun.
Dari data tersebut menjadikan paritas daya beli Kota Banjar tahun 2013 sebesar Rp.640.725 atau meningkat dibandingkan tahun 2012 yang mencatat paritas daya beli sebesar Rp.637.855.
Menurut Tomy, kenaikan paritas daya beli ini diperkirakan dipengaruhi oleh semakin membaiknya kondisi ekonomi penduduk. Keadaan tersebut sudah selaras dengan peningkatan riil PDRB per kapita.
Adapun PDRB per kapita Kota Banjar tahun 2013 adalah dilihat dari ADH berlaku sebesar Rp.13.213.381. Sedangkan, bila dilihat ADH konstan Rp.4.822.530, begitu pula Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) meningkat, yaitu tahun 2013 sebesar 5,34, sedangkan tahun 2012 sebesar 5,26.
Dengan demikian, maka secara signifikan mampu menekan angka kemiskinan, yaitu sebelumnya dari data BPS melalui Susenas tahun 2012, jumlah penduduk miskin Kota Banjar mencapai 14.655 orang atau 8,21 persen, dan di tahun 2013 turun menjadi 14.000 orang atau 7,80%.
Pada kesempatan itu, Tomy minta agar ajang Musrenbang dapat menghasilkan program-program yang mampu menggenjot reduksi shortfall peningkatan IPM Banjar ke depan, sekaligus membuang program yang tidak ada hubungannya dengan pengentasan kemiskinan, atau pemberdayaan masyarakat.
“Meski angka reduksi shortfall Banjar sangat bagus, kami meminta agar masyarakat Banjar harus terus berupaya meningkatkan taraf kehidupan ekonominya, dan memanfaatkan potensi daerah yang ada serta membelanjakan uangnya di daerah sendiri,” katanya.
Tomy menambahkan, bahwa tujuan Musrenbang ini adalah untuk menyelaraskan, mempertajam dari program-program pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Banjar, dimana sesuai RKPD 2016 dicanangkan menjadi Kota Agroindustri sebagaimana visi misi pencapaian 2025 Banjar Agropolitan. (Nanks/Koran-HR)