Ilustrasi pupuk bersubsdi. Foto: Ist/Net
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Wakil Bupati Ciamis, Jeje Wiradinata, menginstruksikan agar kesembilan BP3K yang belum menyelesaikan penyusunan RDKK untuk segera merampungkannya. Menurut dia, menjelang masa tanam petani sangat membutuhkannya.
Menurut Jeje, RDKK menjadi acuan untuk distribusi pupuk bersubsidi dalam setiap bulannya. Selain itu, kata dia, RDKK juga akan mengendalikan ketersediaan pupuk dan kontribusi pupuk non subsidi pada ongkos produksi. [Baca juga: RDKK BP3K Ciamis Belum Selesai, Distribusi Pupuk Bersubsidi Terancam Telat]
“Maksudnya, ketika naik Rp 1000 pun bisa menyulitkan petani. Maka dengan sistem kendali, akan membatasi pendistribusian pupuk sesuai luas tanah garapan setiap petani padi maupun tanaman pangan yang lainnya. Kalau tanpa sistem kendali yang terintregasi, saya rasa sulit untuk mengawasinya. Jadi, tolonglah disegerakan! Seminggu atau dua minggu ini harus selesai,” ujarnya, Selasa (06/01/2015).
Jeje menegaskan, rata-rata alokasi subsidi bagi jenis-jenis pupuk adalah Rp 2.600. dia juga memperingatkan, bahwa ada sanksi pidana bagi para distributor yang tidak menjual pupuk bersubsidi sesuai ketentuan.
Semantara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Ciamis, Ir. Kustini, menambahkan, jika penyusunan RDKK sudah selesai, target distribusi baru bisa dimulai Februari 2015. Menurut dia, untuk petani dengan masa tanam bulan Januari masih mengandalkan distribusi yang belum terserap pada targetan tahun lalu.
”Untuk tahun ini banyak pupuk yang harus didistribusi, meningkat dari target tahun lalu. Diantaranya 22.868 ton pupuk urea, 6.563 ton pupuk SP3, 912 ton ZA, 15.180 ton MPK, dan 3.250 ton pupuk organik. Pada 2014 target pendistribusian urea 21.283 ton, SP3 7.932 ton, ZA 891 ton, MPK 13.999 ton, dan organik 3.132 ton,” pungkasnya. (DSW/Koran-HR)