Aktifitas produksi pupuk organik yang dilakukan Kelompok Pemuda Tani Karya Mukti 1 Kawali. Photo : Eji Darsono/ HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Produksi pupuk organik yang dikelola kelompok pemuda tani Dusun Margajaya, Desa Winduraja, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, masih terkendala masalah permodalan untuk mengembangkan dan meningkatkan jumlah produksi.
Kepala Dusun Margajaya, Opik, pekan lalu, mengamini, produksi pupuk organik yang dinaungi Koptan Karya Mukti 1 sudah berlangsung lama. Saat ini, pemasaran pupuk organik tersebut menyasar kebutuhan petani lokal.
Opik menuturkan, keinginan kelompok untuk meningkatkan produksi pupuk organik terlihat sangat kuat. Terbukti, meski produksi masih dengan cara manual, para pemuda tidak pernah patah semangat untuk terus memutar roda produksi.
“Memang pupuk organik hasil produksi kelompok ini belum diuji laboratorium, tapi sudah banyak petani yang menggunakannya,” katanya.
Ketua Kelompok Pemuda Tani, Ajat, pekan lalu, mengaku, produksi pupuk organik tersebut diawali keinginan untuk memanfaatkan limbah kotoran sapi miliknya. Tidak disangka, setelah beberapa bulan memproduksi pupuk organik, banyak petani yang membelinya.
“Pupuk yang kami produksi, kami jual dengan harga 800 rupiah,” katanya.
Karena harganya yang dianggap murah, kata Ajat, permintaan pupuk organik terus meningkat. Sayangnya, karena keterbatasan alat dan permodalan, permintaan dari petani tidak bisa sepenuhnya dipenuhi.
“Saat ini kami (koptan) terbentur masalah modal. Melihat peluang besar ini, kami berharap dinas atau institusi terkait memberikan bantuan untuk pengembangan usaha ini,” pungkasnya. (eji/Koran-HR)