Situs cagar budaya Adipati Tambak Baya di Dusun Pananjung, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, merupakan situs yang kerap dikunjungi warga dari luar kota. Photo: Eva Latifah/HR
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Hingga saat ini, situs cagar budaya di Kota Banjar yang telah terdata pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Banjar, sebanyak 22 situs, tersebar di empat kecamatan se-Kota Banjar.
Jika dipelihara dan dirawat dengan baik, tidak menutup kemungkinan keberadaan situs sebanyak itu dapat menjadi potensi wisata cagar budaya, sekaligus asset yang dapat menghasilkan PAD bagi Kota Banjar.
Seksi Musium Purbakala dan Sejarah Nilai-nilai Tradisional (Muskala dan Jarahnitra), Toto, S.Pd., melalui Kasi Kesenian dan Film Bidang Kebudayaan Disdikbud Kota Banjar, Aco Karso, mengatakan, kepada HR, Selasa (06/01/2015), awalnya data situs cagar budaya yang tercatat ada 16 situs. Kemudian, selang waktu antara tahun 2013-2014 jumlahnya bertambah 6, sehingga total menjadi 22 situs.
“Penambahan tersebut setelah urusan situs dikelola oleh Kasi Muskala dan Jarahnitra, sedangkan dulu waktu masih berada di bawah Dinas Perhubungan dan Pariwisata, urusan situs dikelola oleh Kasi Kebudayaan di bawah Bidang Pariwisata, sehingga tidak memiliki anggaran untuk nyukcruk keberadaan situs-situs lainnya,” ujar Aco.
Adapun situs cagar budaya yang sudah mulai dikenal oleh masyarakat itu diantaranya Situs Pulo Majeti, Singa Perbangsa, Sumur Dalapan, Adipati Tambak Baya, Purbasaka Sari Kusumah, serta Situs Dalem Kanduruan.
Selain itu, ada pula Situs Dewi Komalasari, Bagus Santri Andijaya, Situs Gunung Tumpeng, Gedeng Mataram, Banyu Mudal, Sinawung Galing, kemudian Situs Ibu Ratu Nagawati, Gung Sangkur, Salak putih dan Situs Rajeg Wesi.
Dari sekian situs cagar budaya yang telah dikenal itu, namun yang paling terkenal hingga ke sejumlah daerah di Indonesia adalah Situs Pulo Majeti dan Adipati Tambak Baya. Dimana pada hari atau malam-malam tertentu kedua situs tersebut kerap dikunjungi warga dari luar kota.
“Memang biasanya pengunjung yang sengaja datang ke situs cagar budaya itu warga dari luar daerah. Dengan demikian, keberadaan situs ini dapat menjadi potensi wisata cagar budaya di Kota Banjar,” pungkas Aco. (Eva/Koran-HR)