Situ Leutik di Dusun Pasirnagara dan Dusun Babakanpace, Desa Cibeureum, Kecamatan, Kota Banjar, Jawa Barat. Foto: Nanang Supendi/HR
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Situ Leutik yang lokasinya berada di sebagian wilayah Dusun Pasirnagara dan Dusun Babakanpace, Desa Cibeureum, Kec/Kota Banjar, Jawa Barat, dahulunya di daerah itu banyak terdapat kolam milik warga. Sampai akhirnya, Pemkot Banjar melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU), mempunyai gagasan untuk menjadikan sumber pengairan, dan memulai proyeknya pada tahun 2007.
Meski pembangunan penataan kawasan Situ Leutik belum selesai sepenuhnya, namun setidaknya lokasi tersebut kini sudah menjadi pusat perhatian dan menarik banyak orang untuk menyaksikan sisi keindahan, serta memancing di sana.
Dibalik daya tarik keindahannya, Situ Leutik ternyata menyimpan sejumlah cerita mistik yang dipercaya kebenarannya oleh sebagian masyarakat setempat. Salah satunya cerita Nyi Mas Kancra Beureum (ikan mas merah).
“Sateuacan Situ Leutik ieu dibangun ku pamarentah, tos aya nu ngagegehna, nyaeta Nyi Mas Kancra Bereum sareng Ki Pecak, namina Ki Alfihin (Sebelum Situ Leutik ini dibangun oleh pemerintah, sudah ada penunggunya, yaitu jelmaan wanita bernama Nyi Mas Kancra Bereum dengan laki-lakinya Ki Pecak bernama Ki Alfihin-red),” tutur Nini Nurjanah (68), warga asli yang tinggal di sekitar Situ Leutik, saat ditemui HR di rumahnya di Dusun Pasirnagara, RT.12, RW.03, Desa Cibeuerum, Minggu (04/02/2015).
Lebih lanjut Nini Nurjanah mengatakan, sesekali Nyi Mas Kancra Merah itu muncul di tengah situ. Bahkan sampai ke pinggir seperti ingin dikail, dengan menampakan bentuk yang berubah-ubah, kadang membesar dan mengecil. “Karena kami dan warga di sini sudah mengetahuinya, jadi tidak berani dan tidak pernah menangkapnya,” ucap Nini.
Seperti saat anaknya sedang menggali sumur yang lokasinya berdekatan dengan Situ Leutik. Ketika sedang menggali, anaknya menemukan ikan mas merah. Ikan tersebut tidak ditangkap, tetapi diantarkan kembali ke situ.
“Nini selalu berpesan, kalau ada warga yang akan memancing, terutama warga dari luar daerah yang kebetulan mampir ke warung Nini, kalau melihat atau hasil tangkapannya berupa ikan mas merah jangan dibawa, biarkan tetap di situ,” katanya.
Selain itu, Nini juga menceritakan ada salah seorang warga yang sedang membuat gubuk untuk menyimpan perahu. Waktu hari beranjak siang, tiba-tiba muncul seorang laki-laki berjubah putih, namun tak lama kemudian menghilang begitu saja. “Mungkin itu yang namanya Ki. Pecak atau Ki Alfihin sedang menengok,” ujarnya.
Keberadaan Ki Alfihin di Situ Leutik, ungkap Nini, mungkin saja jelmaan dari ikan bogo. Sebab, warga setempat pun tidak berani menangkap ikan bogo, seperti halnya terhadap ikan mas merah. (Nanang/Koran-HR)