Juru bicara aksi dari PMII, Tsabit Andrea Habibi, tengah menyampaikan orasi di hadapan Kaploresta Banjar, AKBP. Asep Saepudin, SIK. Photo: Hermanto/HR.
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Ratusan massa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Banjar, Selasa siang (25/11/2014), sekitar jam 14.00 WIB, mendatangi Makopolresta Banjar dan Kantor Satpol PP Kota Banjar, dengan menggunakan lima unit mobil truk.
Aksi tersebut merupakan bentuk perlawanan mereka, setelah sebelumnya pada saat demo penolakan kenaikan BBM yang dilakukan aktifis PMII beberapa waktu lalu, ada satu anggota PMII yang terkena bogem mentah petugas keamanan.
Jumlah massa yang cukup banyak itu langsung merangsek memasuki halaman Makopolres di Jl. Siliwangi, Kota Banjar. petugas polisi pun membiarkan mereka masuk ke halaman kantornya.
Massa yang mengetahui polisi sudah menyiapkan pasukan dzikir dan Asmaul Husna itu, memilih menghentikan orasi. Mereka lantas duduk bersila dan melakukan istigosah atau do’a bersama. Kapolresta Banjar, AKBP. Asep Saepudin, SIK., menyambut kedatangan mereka dan ikut do’a bersama.
Namun, usai melakukan do’a bersama sempat terjadi ketegangan. Tetapi dari pihak kepolisian tetap membacakan Asmaul Husna dengan menggunakan pengeras suara berkekuatan lebih besar dari sound system yang dibawa demonstran.
Hal itu tentu saja membuat para demonstran “heneg” dan protes, dan akhirnya dari pihak aparat kepolisian mengalah. Massa pun dibiarkan menyampaikan orasinya.
“Kami mengutuk keras tindakan represif yang dilakukan polisi dan Satpol PP terhadap kami, dan itu mencerminkan sebagai arogansi aparat,” teriak Tsabit Andrea Habibi, juru bicara aksi dari PMII.
Tsabit menegaskan, aksi kekerasan aparat terhadap aktivis yang sedang menyampaikan aspirasinya jelas merupakan pelanggaran HAM yang tergolong berat. Sehingga, pucuk pimpinan kedua institusi itu harus melakukan penindakan terhadap oknum aparat tersebut.
“Kami menuntut agar Kapolres meminta maaf atas apa yang telah dilakukan anak buahnya terhadap kami,” kata Tsabit.
Sementara itu, Kapolresta Banjar, AKBP. Asep Saepudin, SIK., dengan terbuka dirinya menyatakan permintaan maaf atas apa yang telah menimpa rekan-rekan aktivis PMII.
“Kami juga akan melakukan pemeriksaan internal terkait peristiwa itu. Walaupun sejauh ini belum ditemukan adanya indikasi bahwa anggota kami dengan sengaja melakukan penganiayaan,” kata Asep.
Usai berorasi di halaman Makopolresta Banjar, selanjutnya massa bergerak menuju ke Pendopo dan Kantor Satpol PP. Di sana banyak masyarakat yang sedang berkumpul di Alun-alun menyaksikan langsung para demonstran berorasi.
Di halaman Pendopo, para pendemo tersebut diterima langsung oleh Walikota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih, SIP., M.Si. Hal sama dilakukan Kapolres, Walikota juga menyatakan permintaan maafnya secara terbuka.
“Saya selaku kepala daerah meminta maaf seandainya benar ada anggota Satpol PP yang memukul aktivis. Perlu saya jelaskan, bahwa ketika adik-adik dari PMII melakukan demo ke Kantor Setda, saya memang sedang dinas ke luar kota, sehingga ketika itu tidak bisa menerima,” katanya.
Ade juga menegaskan, dirinya akan melakukan pembinaan terhadap jajaran Satpol PP agar peristiwa seperti itu tidak terulang lagi. Setelah puas menyampaikan aspirasinya, dengan pengawalan ketat dari aparat kepolisian, para demonstrans akhirnya membubarkan diri secara tertib. (Hermanto/Koran-HR)