Kawasan Terminal Ciamis. Fpto: Ist/Net
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Berbagai komunitas yang tergabung dalam Forum Masyarakat Terminal Ciamis, berobsesi untuk membangun image positif kehidupan di kawasan terminal. Untuk mewujudkan itu, beberapa upaya sudah dilakukan oleh forum, diantaranya menggelar sejumlah pertemuan dan kegiatan.
Ketua Komunitas Elf jurusan Bandung-Ciamis, Ujang Hendar (46), beberapa waktu lalu, tidak memungkiri bahwa selama ini kawasan terminal, dimanapun, termasuk di terminal Ciamis, selalu mendapat image atau predikat yang kurang baik dari berbagai kalangan masyarakat.
Apalagi kehidupan di kawasan terminal, kata Ujang, terbilang bebas karena mayoritas penghuninya merupakan warga pendatang. Kehidupan di terminal juga rentan dengan tindak kejahatan, seperti aksi pencopetan, pemalakan, pemerkosaan, perkelahian dan lain-lain.
“Di terminal ini banyak komunitasnya, ada komunitas pengamen, komunitas pedagang asongan, komunitas calo, armada (angkot, elf, bus, bus seperempat), komunitas huruj, komunitas copet dan banyak lagi,” katanya.
Menurut Ujang, tidak sedikit dari anggota komunitas yang tinggal dan menetap di kawasan terminal. Untuk itu, perlu ada pembinaan secara khusus dari pemerintah agar forum ini bisa membantu menjalankan program pemerintah, khususnya dalam hal keamanan dan ketertiban.
Kepada HR, Ujang mengaku sudah hampir 16 tahun ini hidup di kawasan terminal Ciamis. Bahkan, saat ini dirinya menjadi salah satu orang yang dituakan oleh sejumlah komunitas yang ada di terminal Ciamis.
Sayangnya, ketika akan dimintai tanggapan, Ketua Forum Masyarakat Terminal, H. Nardi atau lebih akrab dikenal H. Sosro, sedang tidak ada di tempat.
Sementara itu, Pembina Forum Masyarakat Terminal, Toni Ichlas, membenarkan upaya Forum Masyarakat Terminal Ciamis untuk membangun image positif kehidupan di kawasan terminal tersebut.
“Seminggu yang lalu, semua perwakilan komunitas berkumpul, membahas pembentukan forum dan menyusun sejumlah program kegiatan kemasyarakatan,” katanya.
Dalam pertemuan itu, kata Toni, selain dihadiri anggota komunitas, pihaknya juga mengundang sejumlah kalangan pejabat pemerintahan tingkat kelurahan, kecamatan hingga tingkat kabupaten.
“Tapi sayangnya, kami pun kecewa, karena pejabat yang memiliki kewenangan mengelola kawasan terminal justru tidak hadir. Padahal keberadaan forum ini akan membantu pemerintah dalam hal keamanan dan ketertiban,” katanya. (deni/Koran-HR)