Pelatih Kiper PSGC Ciamis Edi Rosadi
Sidoarjo, (harapanrakyat.com),-
Adanya laporan dari tiga pemain PSGC Ciamis terkait adanya upaya penyuapan dari kelompok mafia sepakbola, tim pelatih yang dikomandoi Heri Rafni Kotari, langsung mengumpulkan seluruh pemain Laskar Galuh, di ruangan hotel penginapan di Sidoarjo, Minggu (23/11/2014) pagi.
Selain pemanatapan strategi jelang pertandingan semifinal Divisi Utama melawan Borneo FC, pertemuan itu pun sekaligus membahas terkait upaya penyuapan yang dilakukan pihak tertentu terhadap pemain PSGC. (Baca juga: Mafia Sempat Tawarkan Suap Ratusan Juta Kepada Pemain PSGC Ciamis)
Pelatih Kiper Edi Rosadi, mengatakan, setelah terjadi upaya penyuapan terhadap Irfan dan Moris Power, pihaknya langsung mengumpulkan seluruh pemain PSGC untuk dilakukan pengarahan dan pembinaan. Dalam pertemuan itu pun para pemain diminta untuk kompak menangkal aksi suap dan bersama-sama membongkar siapa orang yang khendak menyuap tersebut.
“Adanya laporan tersebut, kita langsung melakukan karantina terhadap pemain agar mereka tidak keluar hotel. Kami juga melakukan penjagaan semalaman untuk mengantisipasi tamu yang mencoba mempengaruhi pemain kami,”katanya.
Tepat Minggu (23/11/2014) pagi, saat waktu sarapan pagi, seluruh skuad PSGC di kumpulkan di ruang lobi hotel. Pada kesempatan itu tim pelatih langsung memberikan pengarahan dan ulasan terkait kejadian yang menimpa Moris dan Irfan. “Pada pertemuan itu kita tekankan kepada pemain agar tidak ada yang tergiur dengan uang suap ratusan juta dari para mafia,” ujarnya. (Baca juga: Mafia yang akan Suap Pemain PSGC Ciamis Ternyata Mantan Pemain Sepakbola)
Saat pertemuan itu masih berlangsung, kata Edi, seorang satpam hotel menghampiri tim pelatih PSGC. Saat itu satpam menyampaikan pesan bahwa ada seseorang yang ingin bertemu dengan pemain PSGC, Dedeyan. Orang itu, menurut penuturan Satpam, meminta Dedeyan pada saat itu juga menemuinya di rumah makan cepat saja Mc Donald yang berada di seberang hotel.
“Kita langsung curiga bahwa orang yang ingin bertemu dengan Dedeyan adalah kelompok mafia yang akan melakukan penyuapan. Waktu itu kita sepakat dengan Dedeyan untuk menemui orang itu yang diikuti oleh beberapa official PSGC,” cerita Edi. (Baca juga: Ini Pengakuan Pemain PSGC Ciamis Soal Penyuapan Jelang Lawan Borneo FC)
Sesampainya di tempat yang dituju, lanjut Edi, dirinya melihat ada orang yang tengah duduk seperti yang sedang menunggu seseorang. Kemudian, Dedeyan langsung menghampiri orang tersebut.
“Saat pembicaraan yang dibahas dengan Dedeyan sudah mengarah kepada penawaran penyuapan, kami langsung menghampiri orang itu. Saat itu pun kami langsung mengintogerasi dan kemudian terjadi adu mulut,” kata Edi.
Ketika orang tak dikenal itu terus mengelak dan bahkan seperti yang khendak melawan, tim pelatih PSGC pun kemudian ikut tersulut emosi. Akibatnya, terjadi adu mulut yang sengit dan hampir saja terjadi adu fisik.
“Karena dia seperti yang akan melawan, langsung saja saya tarik bajunya untuk diajak berkelahi. Namun, saat terjadi cekcok, tiba-tiba satpam datang dan mencoba melerai keributan tersebut,” ungkap Edi.
Setelah situasi sudah mereda, orang tak dikenal itu kemudian meminta maaf. “Namun, ketika kembali diintogerasi terkait maksud dan tujuan ingin bertemu dengan Dedeyan, orang itu tetap tidak mengakui bahwa dia akan menyuap Dedeyan,” katanya. (es/R2/HR-Online)
Berita Terkait
Gol Dianulir Wasit, Babak Pertama PSGC Ciamis kontra Borneo Masih 0-0
Balad Galuh Gelar Nonton Bareng Laga PSGC Ciamis vs Borneo FC
Babak Kedua 0-0, Laga PSGC Ciamis vs Borneo Berlanjut ke Perpanjangan Waktu