Foto: Ilustrasi
Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Koalisi tiga partai politik (parpol), yakni PDIP, Partai Golkar dan PPP yang sempat sukses mendulang kemenangan di Pilkada Ciamis tahun lalu, tampaknya bakal bersatu kembali di Pilkada Pangandaran. Hal itu setelah Ketua DPD Partai Golkar Jabar, Irianto MS Syafiuddin (Yance), memberikan sinyal terkait kemungkinan Golkar dan PDIP kembali berkoalisi.
Saat memberikan sambutan pada acara Musda Partai Golkar Kabupaten Ciamis, di Gedung Golkar Ciamis, Sabtu (22/11/2014), Yance—demikian dia akrab disapa—mengatakan, munculnya 2 faksi gabungan parpol di tingkat pusat, yakni kubu Koalisi Merah Putih (KMP) dan kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH), tidak sertamerta harus vertikal hingga ke daerah. Karena, lanjut dia, culture politik di tingkat pusat dengan daerah tentunya berbeda.
“Bagi Partai Golkar di tingkat kabupaten/kota, tidak usah pusing dengan munculnya kubu KIH dan KMP. Biarlah faksi itu cukup terjadi di tingkat pusat. Sementara untuk di tingkat daerah, kami serahkan kepada pengurus Golkar di masing-masing daerah,” ungkapnya.
Pernyataan Yance tersebut tampaknya disambut oleh Anggota DPRD Fraksi Partai Golkar Ciamis asal Kabupaten Pangandaran, Taufik Martin. Dia mengatakan, pernyataan Yance tersebut membuka peluang untuk terbentuknya kembali koalisi SAJIWA (PDIP, Golkar dan PPP) di Pilkada Pangandaran tahun depan.
“Kita awalnya sempat kaget juga dengan munculnya faksi KIH dan KMP di tingkat pusat. Karena dengan adanya dua faksi tersebut, tentunya akan menjadi penghalang bagi Golkar dan PDIP untuk berkoalisi kembali di Pilkada Pangandaran,” katanya, kepada HR, usai acara Musda Golkar, Sabtu (22/11/2014).
Martin mengatakan, apa yang diucapkan Yance terkait adanya perbedaan culture politik di tingkat pusat dan daerah, benar adanya. Menurutnya, meski di tingkat pusat Golkar dan PDIP bersebrangan, namun di Ciamis dan Pangandaran justru bersatu.
“Hal itu dibuktikan dengan suksesnya pasangan SAJIWA (Iing Syam Arifin- Jeje Wiradinata) di Pilkada Ciamis yang diusung Golkar, PDIP dan PPP. Artinya, culture politik di Ciamis dan Pangandaran, berbeda dengan di tingkat pusat,” katanya. (Bgj/Koran-HR)