Banjar, (harapanrakyat.com),- Berbagai isu negatif yang berkembang di masyarakat harus diwaspadai dan ditangkal semaksimal mungkin. Pasalnya, isu tersebut bisa meresahkan masyarakat dan menjadikan kondisi tidak kondusif. Kewaspadaan diperlukan agar adanya peningkatan pelayanan keamanan terhadap masyarakat Kota Banjar.
Hal itu dikatakan Kasi. Kesatuan Bangsa dan Politik Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik (PMPDKBPol) Kota Banjar, Rina, di sela-sela acara Deteksi Dini bagi aparatur desa/kelurhan dan kecamatan, Senin (03/11/2014), di kampus STIT Muhamaddiyah Kota Banjar.
Menurutnya, isu negatif yang berkembang saat ini yaitu masuknya ISIS ke Indonesia, dengan mengarah pada aksi terorisme. Isu tersebut itu tidak dapat dilepaskan dari adanya upaya-upaya pihak tertentu. Tujuannya mengintimidasi masyarakat supaya menyimpang dari ajaran agamanya, serta saling membesarkan perbedaan agar terjadi perpecahan satu sama lain.
“Kondisi ini sangat berbahaya, karena disamping dapat menyebabkan individu terpisah dari ajaran agama yang benar dan ideologi yang tepat, juga berpotensi menimbulkan disintegrasi bangsa di tengah masyarakat. Termasuk bisa merambah ke daerah-daerah. Maka dari itu warga Banjar harus mewaspadainya,” kata Rina.
Dengan demikian, perlunya peningkatkan koordinasi dan kerjasama antara pemerintah daerah dengan aparatur desa/kelurahan dan kecamatan. Rina juga mengingatkan para kades dan lurah agar senantiasa mewaspadai hal-hal kecil yang sangat rentan menimbulkan konflik.
Sebab, masalah dan konflik diawali dari hal-hal terkecil. Jika tidak terdeteksi dan ditangani secara dini, mulai dari wilayah desa, kecamatan, maka nantinya akan lebih meluas menjadi persoalan di tingkat kota bahkan nasional.
Kedepan, pihaknya akan membentuk Forum Kewaspadaan Dini (FKD), tujuannya untuk mendeteksi dan mengantisipasi potensi konflik di masyarakat. Forum tersebut akan memberikan laporan kepada pemerintah mengenai potensi ancaman keamanan, gejala, maupun yang sedang terjadi, supaya bisa ditanggulangi lebih dini.
Sementara itu, Kaur. Intel Polresta Banjar, Ipda. Asep Kuniawan, yang juga tampil sebagai narasumber pada kegiatan tersebut, mengatakan, potensi konflik di Kota Banjar bisa ditimbulkan dari aspek ekonomi, politik, agama dan sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.
“Namun, potensi tersebut dapat dicegah sejak dini apabila seluruh lapisan masyarakat mau memahami aturan dan hukum yang ada, serta selalu meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar semua pemangku kepentingan. Tak terkecuali dengan kami dari pihak kepolisian,” tegasnya.
Menurut Asep, tanpa disadari selama ini masyarakat di desa/kel di Kota Banjar sudah melakukan kewaspadaan di lingkungannya. Salah satunya melalui kegiatan siskamling dan diberlakukannya 1x 24 jam wajib lapor bagi warga luar. Namun demikian, deteksi dini tetap perlu terus dilakukan.
Untuk lebih meningkatkan deteksi dini, aparat pemerintah dan masyarakat di tatanan desa/kel, diharapkan pemerintah kota melalui instansi terkait, segera membentuk atau dihidupkan kembali FKDM. “Kita ingin lebih meningkatkan pelayanan keamanan yang prima untuk masyarakat,” kata Asep. (Nanks/Koran-HR)