Aparat kepolisian dibantu warga pasar mengevakuasi jasad Watini (60), pedagang beras di Pasar Banjar yang ditemukan meninggal di kiosnya. Photo: Hermanto/HR.
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Warga Pasar Banjar dikejutkan dengan meninggalnya Watini (60), warga Langkaplancar, RT.4/1, Kel. Bojongkantong, Kec. Langensari, Kota Banjar, yang ditemukan sudah terbujur kaku di kiosnya, Selasa pagi (11/11/2014), sekitar jam 09.00 WIB. Korban diketahui sebagai penjual beras di Pasar Banjar.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun HR, korban pada saat itu sedang beres-beres barang dagangannya. Namun, tiba-tiba badannya jatuh tersungkur. Seperti dikatakan Suparti (51), rekan sesama pedagang di pasar.
“Kami sedang beres-beres dagangan, tiba-tiba dia bilang katanya merasa pusing, dan langsung jatuh tersungkur,” tutur Supartu, kepada HR.
Hal serupa juga dikatakan Darmini (60). Menurutnya, sejak malam korban sudah merasakan dadanya sakit, kepala pusing, serta mual-mual, karena korban berjualan dari malam hingga siang hari. “Sebelum meninggal, tadi malam ia mengeluh sakit yang dideritanya,” kata Darmini.
Dasimun (62), suami korban, menuturkan, dirinya sangat terpukul dan sedih setelah mengetahui istrinya sudah tidak bernyawa. Menurut dia, korban adalah istri yang baik dan pekerja keras.
“Padahal saya sudah bilang sama istri untuk beristirahat, tapi dia tetap memaksa berjualan. Istri saya memang sudah setahun mengidap penyakit komplikasi. Dia istri yang baik dan saya sangat merasa kehilangan,” tutur Dasimun, sambil berlinang air mata.
Sementara itu, PLH Kapolsek Pataruman, Ipda. Yudi Ristianto, SH., mengatakan, setelah mendapat laporan bahwa ada yang tewas di Pasar Banjar, ia beserta anggotanya datang ke lokasi kejadian.
“Dipastikan korban meninggal karena sakit dan bukan pembunuhan, sebab di tubuh korban tidak ditemukan bekas tanda-tanda penganiayaan,” terang Yudi.
Pihak kepolisian kemudian membawa jasad korban ke RSUD Kota Banjar guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Usai menjalani pemeriksaan oleh tim medis, kemudian korban dibawa pulang untuk dimakamkan di kampong halamannya. (Hermanto/Koran-HR)