Ratusan warga Desa Jelat Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, saat menggelar unjuk rasa di Gedung DPRD Ciamis, Jum’at (17/10/2014). Foto: Eli Suherli/HR
Ciamis,(harapanrakyat.com),-
Ratusan warga Desa Jelat Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Ciamis, Jum’at (17/10/2014) siang. Aksi tersebut merupakan buntut protes warga terhadap pencemaran limbah dari pabrik tahu yang mengalir ke Sungai Cibuyut.
Kepala Desa Jelat, Darsono, saat memimpin aksi unjuk rasa tersebut, mengatakan, sejak tahun 2012 Sungai Cibuyut sudah tercemar air limbah dari pabrik tahu yang berada di Desa Muktisari, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis.
“Air sungai yang sering digunakan warga untuk MCK, pengairan sawah dan pengairan kolam sekarang sudah tidak bisa lagi digunakan. Karena warna dan aroma air sungai sudah bau busuk karena tercampur limbah dari pabrik tahu,” tegasnya.
Warganya, kata Darsono, sangat bergantung kepada air Sungai Cibuyut. Apabila musim hujan, air sungai itu kerap digunakan untuk mengairi areal persawahan dan kolam ikan. Sedangkan di saat kemarau, sebagian warganya mengunakan air sungai untuk MCK.
“Sejak sungai tercemar limbah, berdampak terhadap sekitar 50 hektar sawah, 220 kolam milik warga dan 5 Mesjid Jami, tidak bisa lagi dialiri air dari Sungai Cibunyut. Bayangkan, kondisi ini sudah seperti terjadi bencana,” tegasnya.
Darsono mengatakan, ketika warga belum mengetahui Sungai Cibuyut tercemar limbah, banyak ikan di kolam milik warga yang mendadak mati secara massal. Ketika ditelusuri penyebab matinya ikan, lanjut dia, ternyata dari air sungai yang sudah tercemar limbah.
“Akibatnya, saat ini banyak kolam warga yang tidak digunakan untuk memelihara ikan. Karena mereka khawatir ikannya mati. Padahal, Desa Jelat ini merupakan sentra ikan gurame salah satu terbesar di Kabupaten Ciamis,” tandasnya. (es/R2/HR-Online)