Foto: Ilustrasi
Kawali, (harapanrakyat.com),-
Jumlah siswa baru Madarasah Ibtida`iyah (MI) Cikangkung, Yayasan Bani Thohir, di Dusun Sukamanah, Desa Sindangsari, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, pada tahun ajaran kali ini menurun drastis.
Penurunan itu jumlah siswa itu disebabkan karena pudarnya kepercayaan masyarakat terhadap manajemen MI Cikangkung. Hal itu dipicu karena tindakan dari oknum Kepala Madrasah yang diduga menggelapkan uang tabungan siswa senilai puluhan juta rupiah.
Seorang sumber yang namanya minta dirahasiakan, Jum,at (10/10/2014), membenarkan, minat orangtua untuk menyekolahkan anak di MI Cikangkung memang menurun drastis. Alasannya karena Kepala Madrasah tidak mau bertanggungjawab mengembalikan uang tabungan para siswa.
“Selama Kepala Madrasah tidak diganti atau diberhentikan, untuk menumbuhkan kepercayan dari masyarakat pastinya akan sulit,” ucapnya.
Sopyan (69), tokoh masyarakat setempat, mengakui, MI Cikangkung sedang dirundung masalah. Meski demikian, tokoh masyarakat dan komite akan berjuang dan mengembalikan kepercayaan dari masyarakat. Juga meminta masyarakat untuk kembali menyekolahkan anak mereka di MI Cikangkung.
“Salah satu upaya yang telah dilakukan para tokoh dan komite, yaitu mengembalikan sebagian tabungan siswa kelas VI,” katanya.
Menurut Sopyan, baik komite maupun Ketua Yayasan telah berulang kali mempertanyakan masalah uang tabungan tersebut kepada oknum Kepala Madrasah. Namun yang bersangkutan bungkam dan tidak mau bertangung jawab. Komite pun akhirnya menon-aktifkan yang bersangkutan.
Ketua Yayasan Bani Thohir, Abdullah, didampingi Komite Madrasah, Enjen, mengatakan, keputusan penonaktifan oknum Kepala Madrasah sudah tepat. Komite dan Yayasan Kementrian Agama (Kemenag) secepatnya mengisi kekosongan Kepala MI Cikangkung.
Ii Fatimah, Bendahara MI Cikangkung, Senin (13/10/2014), di rumahnya, menjelaskan, laporan tabungan siswa secara keseluruhan, baik harian maupun bulanan, ada arsipnya. Laporan berikut uang tabungan harian dan bulanan diterima langsung oleh Kepala Madrasah.
Menurut Ii, saking beraninya, Kepala Madrasah mengelabui Komite dan Yayasan, dan mengatakan bahwa uang tabungan siswa tersebut dipinjam oleh para guru, sambil menunjukkan bukti kuitansi.
“Padahal tidak seorang guru pun yang berani meminjam uang tabungan dengan nilai jutaan rupiah tersbeut,” ucapnya.
Ii menambahkan, nilai tabungan siswa secara keseluruhan sesuai dengan data yang ada pada arsip berjumlah Rp. 87 juta. Anehnya uang sebesar itu habis dan tidak ada sisa sepeserpun. Adapun uang tabungan siswa kelas VI yang telah dibagikan, itu merupakan hasil jerih payah Ketua Yayasan dan Komite. (dji/Koran-HR)