Para peserta didik terpaksa belajar di tenda dan mesjid, akibat kekurangan jumlah ruang kelas. Photo : Dian Sholeh WP/ HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Ratusan peserta didik Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Miftahul Huda 2 Bayasari, Kecamatan Jatinagara, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, terpaksa harus belajar di tenda dan mesjid.
Pasalnya jumlah ruang kelas untuk belajar mereka masih terbatas. Akibat kondisi itu, tidak jarang para peserta didik terpaksa menulis pelajaran dengan cara duduk membungkuk, bahkan sebagian lagi harus tengkurap di lantai.
Kepala SMP IT Miftahul Huda 2, Sobirin S.Pd.,M.Pd., Senin (15/9/2014), mengatakan, kekurangan jumlah ruang kelas untuk belajar para peserta didik SMP IT Mifathul Huda 2 Bayasari mencapai 13 lokal.
Menurut Sobirin, pihaknya baru memiliki 7 lokal kelas yang selama ini digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. “Terpaksa, peserta didik yang tidak kebagian kelas, mereka belajar di tenda dan mesjid. Kondisi ini sudah berjalan selama dua bulan,” katanya.
Diakui Sobiri, jumlah peserta didik yang masuk terus ke SMP IT Miftahul Huda 2 Bayasari terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Saat ini, jumlah peserta didik kelas tujuh mencapai 285 orang, kelas delapan 222 orang, dan kelas sembilan 153 orang.
”Kami berharap segera ada perhatian dari pemerintah. Yang paling utamanya, penambahan ruang kelas,” tuturnya.
Lebih lanjut Sobirin mengungkapkan bahwa peserta didik yang masuk ke SMP IT bukan hanya berasal dari Ciamis saja. Akan tetapi juga dari luar Ciamis, seperti Tasik, Bogor, Bandung, Karawang, Tanggerang, Jakarta, Kalimantan, Manado, Palembang, Riau dan Cilacap.
Sejak berdiri tahun 2008 sampai sekarang, SMP IT baru memiliki tujuh lokal kelas. Rinciannya, empat lokal dari bantuan dari Pemerintah Provinsi jawa Barat dan tiga lokal bantuan dari pemerintah pusat.
”Semoga keadaan ini bisa cepat diatasi, baik dengan adanya bantuan dari pusat, provinsi atau pun dari pemerintah kabupaten,” pungkasnya. (dsw/Koran-HR)