Manajer PSGC Ciamis, H.A. Herdiat
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Persepakbolaan di Kabupaten Ciamis terbilang cukup maju dan pesat. Hal itu dibuktikan oleh tim Persatuan Sepakbola Galuh Ciamis (PSGC) yang mampu berlaga di divisi utama, bahkan masuk di 16 besar.
Prestasi yang diperoleh PSGC tersebut tentunya melalui proses perjalanan yang panjang. Kemajuan sepakbola itupun tidak terlepas dari dukungan masyarakat. Selain itu, tidak lepas juga dari peranan manajemen PSGC yang profesional dan peduli terhadap kemajuan sepakbola Ciamis.
Manajer PSGC Ciamis, H. A. Herdiat, saat ditemui HR, Senin (1/9/2014), membenarkan perjalanan skuad laskar galuh melalui perjalanan panjang dan penuh tantangan. Menurutnya, awal 2004 sampai 2006 skuad PSGC yang berlaga di Divisi III nasional. Padahal sebelumnya, PSGC vacum dari berbagai aktifitasnya akibat kurang profesionalitas manajemen.
Kemudian awal 2006, kata Herdiat, Pengda PSSI Jabar melayangkan surat, isinya PSGC akan dibekukan dari keanggotaan PSSI bila tidak mengikuti kompetisi yang digelar PSSI. Alasannya karena sudah tiga tahun berturut-turut PSGC tidak ada kegiatan.
Dari sanalah, lanjut Herdiat, muncul hasrat tokoh pecinta sepakbola untuk menyelamatkan PSGC Ciamis dari degradasi. Termasuk membuat manajemen baru. Kemudian, kepengurusan manajemen baru mendorong kebangkitan PSGC dengan mengikutsertakan PSGC di kompetisi divisi III nasional.
”Jujur pada waktu itu kita berfikir harus menyelamatkan skuad laskar galuh dari coretan hitam. Akhirnya 2006 kita ikut berlaga di divisi tiga. Itu pun dengan pemain seadanya (pemain gacong) tidak ada yang namanya seleksi pemain, karena awalnya hanya asal ikut saja untuk menyelamatkan sepakbola Ciamis,” ujarnya
Cikal bakal majunya kembali skuad laskar galuh, imbuh Herdiat, juga tidak terlepas dari adanya dorongan Iwan Karo. Pada waktu itu Iwan karo dipercaya sebagai pelatih ketika berlaga di divisi III.
Selanjutnya, di tahun 2009, akhirnya skuad laskar galuh lolos ke divisi dua, di bawah pelatih Iwan Sunarya. Dan 2012 akhirnya lolos ke divisi satu sampai dengan tahun 2013. Dengan hanya bertahan satu musim di divisi satu, skuad laskar Galuh menunjukan permainan terbaiknya pada masyarakat Ciamis.
“Dibuktikan di divisi satu, PSGC memperoleh peringkat ke tiga, dan berlaga di divisi utama bisa menembus 16 besar. Pencapaian prestasi sepak bola sudah pasti harus dilandasi dengan kerja, tidak hanya dengan berdasarkan tata cara dan literature dan pengelolaan manajemen saja, tetapi juga didasarkan pada pengetahuan dan pemahaman tentang kondisi objektifnya,” tandasnya.
Keberhasialan skuad PSGC, menurut Herdiat, dibangun salah satunya dengan adanya rasa kekeluargaan, baik menejemen, kepelatihan ataupun pemain. Rasa kekeluargaan tersebut dibangun atas dasar kecintaan pada sepakbola.
”Sekarang kita sudah memasuki 16 besar. Kita tidak muluk-muluk. Target minimal, kita tetap bertahan di Divisi utama. Artinya tidak kembali ke divisi satu atau Liga Nusantara,” ucapnya
Sementara itu, Kiper Utama skuad laskar galuh, Irpan mengaku sudah sangat kerasan tinggal di Ciamis dan bergabung dengan skuad PSGC Ciamis. Terutama adanya rasa kekeluargaan. Menurut dia, rasa cinta kekeluargaan bukan hanya antar pemain saja, akan tetapi dengan kepelatihan dan manajemennya juga.
“Mereka selalu mengerti kita di saat kita sedang susah. Pokonya disini rasa cinta kekeluargaannya terasa sekali. Dan saya rasa teman-teman yang lain juga bisa merasakannya,” ucapnya. (dsw/Koran-HR)