Parigi, (harapanrakyat.com),- Debit air Bendungan Merjan, yang berada di Dusun Merjan, Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, mengalami penurunan. Diduga, penurunan debit air tersebut disebabkan banyak faktor.
Hal itu disampaikan Pelaksana Teknis Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (DPSDA), Balai Pendayagunaan Sumber Daya Air (BPSDA), Wilayah Sungai Ciwulan-Cilaki, pada Kantor Sub Unit Pelayanan Kabupaten Pangandaran, Mochamad Heriyanto, ST, Jum`at (19/9/2014).
Heriyanto mengatakan, bendungana atau saluran irigasi Merjan dapat mengairi area pesawahan seluas 1.631 hektar. Sumber air bendungan Merjan berasal dari gunung Porang atau gunung Kendeng, yang kemudian mengalir melalui Sungai Cijulang.
Menurut data yang ada di pihaknya, kata Heriyanto, pada tahun 2006 air dari bednungan ini dapat mengairi pesawahan seluas 1.631 hektar. Namun setiap tahun debit air di bendungan mengalami penurunan. Terakhir, di tahun 2013, area sawah yang bisa dialiri air hanya mencapai 899 hektar.
Lebih lanjut, Heriyanto mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan debit air di Bendungan Merjan menurun. Diantaranya, rusaknya saluran irigasi, longsor, dan rusaknya sumber mata air atau tempat resapan air (hutan).
Kerusakan pada hutan, kata Heriyanto, selain berdampak pada penurunan debit air, juga bisa mengakibatkan terjadinya banjir, longsor dan pendangkalan saluran. “Untuk pendangkalan, perlu ada upaya pengerukan,” katanya.
Abah Kundil, penunggu Bendungan Merjan, mengatakan, beberapa tahun terakhir ini, Banjir seringkali meluap, bahkan melebihi badan DAM Merjan. Bahkan pernah terjadi, ketinggian air mencapai 12 meter di atas jembatan penyebrangan Merjan. (askar/Koran-HR)