Foto : Ilustrasi
Banjarsari, (harapanrakyat.com),-
Imbas kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram di wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat menghantam sendi-sendi masyarakat kalangan bawah. Kelangkaan ini juga membuat harga gas elpiji kian meroket. Bahkan, di beberapa wilayah seperti Kecamatan Banjarsari, Pamarican, Purwadadi, dan Lakbok, harga gas elpiji ukuran 3 kilogram mencapai Rp. 22 ribu.
“Padahal sebelumnya, harga standar gas 3 kilogram di tingkat pengecer berkisar antara 16-18 ribu rupiah,” kata Andi, warga RT 08 RW 03, Dusun Banjarsari, Minggu (24/8/2014).
Diakui Andi, gas elpiji ukuran 3 kilogram memang sangat langka. Kalaupun ada, harganya terbilang mahal. Namun demikian, karena terdesak kebutuhan dapur, dia terpaksa membelinya meski harganya mahal.
Senada dengan itu, Sopi, warga Sindangasih, mengaku, sudah beberapa hari ini kesulitan mencari gas ukuran 3 kilogram. Bahkan untuk mendapatkan gas elpiji 3 kilogram, dia terpaksa harus menempuh jarak sekitar 9 kilometer.
Di tempat terpisah, Sutari, warga RT 04 RW 03 Sukaharja, Desa Sukamulya, Purwadadi, mengaku harus pergi keluar kecamatan hanya untuk mencari gas ukuran 3 kilogram. Dia berharap, Pemerintah Kabupaten Ciamis mengantisipasi kondisi tersebut.
Sementara itu, pemilik pangkalan atau agen resmi gas elpiji Kabupaten Ciamis, H. Tatang, Senin (25/8/2014), mengatakan, stok pengiriman gas kepada agen dikurangi sebesar 5 persen oleh Pertamina.
Menurut Tatang, kebijakan pengurangan distribusi gas membuat dirinya tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Ciamis seperti biasa seblum-sebelumnya. Untuk menyeimbangkan harga di tingkat pengecer, pihaknya menjual gas ukuran 3 kilogram dengan harga Rp 16 ribu.
Tatang menandaskan, pihaknya tidak ingin memanfaatkan momentum kesulitan masyarakat terhadap gas bersubsidi untuk meraup keuntungan pribadi. “Kasihan, yang jadi korban kan masyarakat,” katanya. (andri/es/Koran-HR)