Foto: Ilustrasi
Parigi, (harapanrakyat.com),-
Pendiri sekaligus pemilik Sanggar Waton, yang beralamat di RT 1 RW 18, Dusun Budiasih, Desa Cibenda, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Asep Ali Imron, S.Sn, mengajak dan menghimbau masyarakat untuk berwiraswasta.
Asep meyakini, wiraswasta adalah salah satu solusi untuk meringankan pemerintah dalam masalah lapangan pekerjaan. Sebab, bila hanya mengandalkan pemerintah atau perusahaan swasta, angka pengangguran saat ini tidak akan berkurang.
Kecenderungan angka pengangguran akan semakin bertambah sangat Asep rasakan. Dia berdalih, setiap tahun angka kelulusan sekolah selalu bertambah. Dengan otomatis, jumlah pencari kerja setiap tahunnya juga meningkat.
“Sedangkan di tahun-tahun sebelumnya, banyak lulusan yang justru masih menganggur atau belum mendapat pekerjaan. Bisa dibayangkan berapa jumlahnya,” ungkapnya.
Maka, kata Asep, salah satu solusinya adalah dengan menciptakan pekerjan sendiri dengan jalan berwiraswasta. Dia sendiri sengaja membuka Sanggar Waton tersebut dengan tujuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
“Saya pernah mencoba melamar pekerjaan ke sejumlah perusahaan, dan saya rasakan itu sulit,” katanya.
Akhirnya, untuk menjawab hal itu, Asep yang lulusan Fakultas Seni Rupa ISI Jogjakarta ini, mencoba mendirikan Sanggar Kerajinan dan Seni. Dia sanggar tersebut dia banyak menciptakan beragam produk kerajinan. Diantaranya gantungan kunci, gelang, airbas, spantuk, lukisan, patung dari kayu dan patung dari tanah.
“Beberapa produk kerajinan diantaranya banyak diminati masyarakat,” katanya.
Bahan baku yang digunakan untuk produk kerajinan Sanggar waton, imbuh Asep, diantaranya kulit kerang, botol kecil, atau mika. Kemudian, bahan baku itu dibuat sedemikian rupa hingga menjadi sebuah produk bernilai.
Asep mengungkapkan, Sanggar Waton didirikan pada Bulan April tahun 2004. Modal awal yang digunakan sebesar Rp. 500 ribu. Awalnya, Sanggar ini hanya dikelola Asep beserta istri. Namun, sekarang usaha yang dilakoninya sudah mampu menyerap tenaga kerja.
“Sanggar ini juga sering mengkuti pameran–pameran seni seperti di Ciamis, Tasik, Jakarta, Jogja, dan Sumatra. Pernah juga, kami (sanggar) menggadakan pameran tunggal di Jogja pada tahun 2008,” ungkapnya.
Diakui Asep, usahanya tersebut belum mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Pangandaran, baik berupa pembinaan ataupu permodalan. Padahal untuk mengembangkan usaha, Sanggar Waton memerlukan sentuhan dari pemerintah.
Wawan Kurnia, Tokoh Pemuda dari RT 1 RW 9, Dusun Sinargalih, Desa Cibenda, mengaku mengenal betul tokoh dibalik Sanggar Waton. Menurut dia, Asep sangat gigih berwiraswasta dan banyak membantu warga sekitar. Buktinya, Sanggar Waton berhasil membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. (Andri/Koran-HR)