Foto: Ilustrasi
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Sejumlah Satuan pendidikan (Sekolah) di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, di tahun ajaran baru ini sudah mulai menerapkan Kurikulum 2013. Padahal menjelang penerapannya, Kurikulum 2013 ini banyak menuai pro-kontra dari pengamat, guru, maupun orangtua murid.
Praktisi Pendidikan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Galuh (Unigal), Kusnandi, Senin (18/8/2014), memastikan, perubahan kurikulum ini memiliki tujuan yang baik.
“Pro-kontra itu biasa. Wajar bila perubahan kurikulum ini awalnya mendapat protes. Sebab, mereka (yang protes) selama ini mungkin sudah merasa nyaman dengan kurikulum terdahulu, sehingga menganggap perubahan itu menganggu kenyamanan mereka,” katanya.
Menurut Kusnandi, Kurikulum 2013 itu sendiri bukan sesuatu yang baru, karena merupakan kombinasi dari cara belajar siswa aktif (CBSA) dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Kusnandi menjelaskan, CBSA itu mengajarkan murid bersikap kritis, tapi terkadang orang tua belum siap. Ketika murid bersikap kritis, seringkali justru memicu benturan dengan orang tua yang masih bersikap konservatif.
Hal yang sama, kata Kusnandi, juga melingkupi penerapan Kurikulum 2013 yang sebenarnya lebih disebabkan oleh ketidaksiapan guru. Karena mayoritas guru baru memahami KTSP, tapi tiba-tiba ada perubahan menjadi Kurikulum 2013.
“Tapi memang, para guru masih butuh waktu untuk penyesuaian dengan penerapan kurikulum tersebut,” ungkapnya.
Seorang Alumni Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Unigal yang enggan disebutkan, juga menyoroti penerapan Kurikulum 2013. Dia mengeluhkan penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris dari sekolah dasar.
“Peluang mengajar Bahasa Inggris bagi kami (Alumni Prodi Bahasa Inggris) di sekolah resmi jadi tidak ada,” katanya. (Deni/Koran-HR)