Seorang petani di Blok Cisaar Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, tengah menyemprotkan pestisida untuk membasmi penyebaran hama wereng yang menyerang areal persawahan di daerah tersebut. Foto: Andri S Hamara/HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Sedikitnya 1302 hektar areal persawahan yang tersebar di 15 kecamatan di Kabupaten Ciamis terancam gagal panen akibat diserang hama wereng. Kondisi terparah akibat serangan hama ini terjadi di Kecamatan Pamarican.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Kabupaten Ciamis, Ir. Kustini, mengatakan, dalam sepekan terakhir ini, pihaknya terus mendapat laporan terkait maraknya serangan hama wereng yang merusak areal persawahan di beberapa daerah di Kabupaten Ciamis. “ Kami mencatat sudah sekitar 1302 hektar areal persawahan di Kabupaten Ciamis yang terancam oleh serangan hama tersebut,” katanya, ketika dihubungi HR, Selasa (12/08/2014).
Menurut Kustini, areal persawahan yang terkena dampak hama wereng dominan yang berada di daerah lembab. Namun, dari jumlah 1302 hektar tersebut, masih ada yang bisa ditanggulangi dengan dilakukan penyemprotan pestisida.
“Petugas kami di lapangan sudah mengecek ke beberapa daerah, ternyata masih ada areal persawahan yang masih bisa diselamatkan. Mulai Rabu (13/08/2014), kita akan menyebarkan bantuan pestisida kepada para petani yang lahan persawahannya terkena dampak hama wereng,” ujarnya.
Kustini menjelaskan, pestisida jenis aplaud dan buprosida yang merupakan bantuan pemerintah ini, memiliki kualitas super untuk membasi penyebaran hama wereng. Diharapkan, kata dia, dengan diberikannya bantuan pestisida ini bisa menjadi solusi untuk menanggulangi penyebaran hama wereng yang sudah merajalela.
“Namun, kami pun perlu bantuan dari para petani untuk menanggulangi penyebaran hama ini. Minimalnya petani bisa mencegah penyebaran hama, dengan terus melakukan pengecekan ke areal pertaniannya,” ujarnya.
Menurut Kustini, sebenarnya penyebaran hama wereng ini bisa dicegah, apabila petani rutin melakukan pengecekan terhadap tanaman padi. Jika jumlah hama yang bersarang di tanaman padi masih sedikit, menurutnya, petani bisa langsung membersihkannya tanpa harus melakukan penyemprotan.
“Kalau jumlah hama yang bersarang sudah lebih dari 20 baru akan menimbulkan kerusakan terhadap tanaman padi. Nah, kita juga akan mensosialisasikan kepada petani cara pencegahan tersebut,” terangnya.
Kustini menambahkan, dari pantauan di lapangan, tidak semua areal persawahan di suatu kawasan terkena dampak hama tersebut. Dia mencontohkan, meski di Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, dikategorikan paling parah akibat serangan hama wereng, tetapi tidak seluruh areal persawahan di daerah itu terkena dampak.
“Yang terkena dampak hama wereng kebanyakan sawah yang berada di tanah lembab atau yang di sekitarnya terdapat pohon rindang. Karena hama wereng hidup di daerah lembab,” jelasnya.
Kustini menjelaskan, apabila areal persawahan berada di daerah lembab, mestinya petani melakukan pola bercocok tanam dengan teknik jajar legowo. “ Teknik legowo ini, yakni cara menamam padi dengan memberikan ruang kosong pada setiap dua jajar tanaman padi. Apabila pola tanam jajar legowo ini diterapkan di areal persawahan yang tanahnya lembab, dipastikan akan meminimalisir terkena dampak hama wereng,” katanya.
Pihaknya, lanjut Kustini, melalui petugas pertanian lapangan, akan mensosilasikan cara pola tanam jajar legowo kepada para petani yang lahannya sering terkena dampak hama wereng. “ Petugas juga sebenarnya sudah memberikan arahan, namun masih saja ada petani yang tidak mengikuti arahan tersebut,” ungkapnya. (Bgj/Koran-HR)