Ciamis, (harapanrakyat.com),- Meroketnya harga daging ayam di pasaran ternyata tidak membuat para peternak ayam mengalami keuntungan berlipat. Semenjak terjadi kenaikan harga di pasaran, harga di tingkat peternak tidak naik dan masih seperti halnya hari biasa. Diduga adanya kenaikan harga ayam di pasaran merupakan permainan di tingkat broker.
Kepala Bidang Produksi dan Pengembangan Peternakan, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, Otong Bustomi, Senin (07/07/2014 ), mengatakan, seharusnya dengan terjadi kenaikan harga ayam di pasaran berdampak terhadap harga jual di peternak. Namun kenyataanya, harga di peternak tetap saja seperti biasanya dikisaran Rp. 16.200,- per kilo.
“Saat ini harga ayam di tingkat peternak Rp. 16.200. Sedangkan di pasaran mencapai Rp36.000 per kilonya,” ujar Otong.
Menurut Otong, apabila harga di tingkat peternak dikisaran Rp 16.500, seharusnya harga jual di pasaran jangan lebih dari Rp. 26.000. “Karena dengan harga segitu, mulai dari pengusaha, broker hingga penjual di pasar sudah mendapat keuntungan. Tapi kenyataannya harga malah selangit hingga mencapai Rp. 36.000 per kilo,” ujarnya.
“Yang mengalami keuntungan sebenarnya para broker, mereka ini membeli langsung kepada para peternak dengan harga rendah. Kemudian menjualnya kembali ke pedagang dengan harga yang ditentukannya,” katanya menambahkan.
Sementara itu, Suryaman, salah seorang pedagang di Pasar Manis Ciamis, mengatakan, dirinya masih menjual harga daging ayam di kiosnya seharga Rp 36.000/per kilonya.
“Memang untuk hari ini ada penurunan harga, namun penurunanya belum seberapa. Adanya kenaikan harga, karena saya membeli dari broker ayam memang ada kenaikan,” ucapnya, Minggu (06/07/2014). (Her/R2/HR-Online)