Seorang pengendara motor melintasi jembatan citamiang yang kondisinya memprihatinkan. Photo : Asep Kartiwa/ HR
Cijulang, (harapanrakyat.com),-
Jembatan Citamiang yang menghubungkan Dusun Cidawung, Dusun Pangancraan dan Dusun Margajaya, Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, kondisinya sudah rusak parah. Padahal, jembatan it merupakan akses menuju pusat pemerintahan, kegiatan ekonomi, pelayanan kesehatan dan kegiatan lainnya.
Ketua BPD Desa Margacinta, Drs. Cucu Gumilar, M.Pd., Sabtu (31/5/2014), mengatakan, jembatan tersebut sejak tahun 1960an belum mendapat rehabilitasi (perbaikan). Rehab ringan hanya penggantian tataban yang terbuat dari kayu pohon Kelapa.
Cucu mengaku, pihaknya bersama Pemerintah Desa Margacinta sudah berusaha mengajukan program rehabilitasi jembatan itu kepada pemkab Pangandaran. Sayangnya, pengajuan itu belum mendapat respon.
Sahli (42), warga Pangancraan, mengatakan, tataban jembatan yang terbuat dari kayu pohon kelapa harus diganti setiap 1 tahun dua kali. Sedangkan harga kayu kelapa 1 pohon sangat mahal.
Menurut Sahli, setiap kali penggantian, memerlukan sekitar 10 batang pohon kelapa, sehingga membutuhkan dana sekitar Rp. 5 juta. Sementara ini, rehab jembatan masih menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD).
Sahli berharap, Pmkab Pangandaran segera merehabiliatsi jembatan tersebut. Soalnya, para pengusaha hasil bumi seperti kayu, kelapa, padi dan buah-buahan kesulitan untuk melewati jembatan itu. Mereka khawatir, jembatan itu ambruk ketika dilewati.
Kepala Desa Margacinta, H. Edi Supriadi, mengatakan, pihaknya sudah mengajukan proposal untuk perbaikan jembatan Citamiang ke Pemkab Pangandaran, bahkan sampai ke tingkat Pemprop Jawa Barat. Padahal, setiapkali Musrenbang, rehabilitasi jembatan Citamiang selalu dibahas.
“Malahan, selama delapan bulan menjabat, saya sudah mengganti tataban jembatan Citamiang sebanyak dua kali,” tutur Edi. (Askar/Koran-HR)