Foto: Ilustrasi
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Di saat musim tanam padi kali ini, petani di wilayah Kecamatan Banjarsari, Purwadadi, Pamarican, Kabupaten Ciamis, kini dipusingkan dengan langkanya pupuk urea bersubsidi di pasaran. Untuk mendapatkan pupuk subsidi dari pemerintah itu, mereka harus rela berkeliling ke sejumlah kios pupuk yang berada di daerah tersebut.
Didu, (40), petani asal Desa Ciherang, Kecamatan Banjarsari, mengatakan, pupuk urea bersubsidi kini hilang di pasaran. Dia pun bersama petani lainnya sempat mencoba berkeliling ke seluruh kios pengecer pupuk, namun hasilnya nihil. “ Saya sudah putar-putar mencari pupuk bersubsidi ke seluruh pengecer di Banjarsari, tetapi semuanya kosong, “ katanya, kepada HR, Senin (09/06/2014).
Didu pun berharap pemerintah segera turun ke lapangan untuk mencari penyebab kelangkaan pupuk tersebut. Sebab, jika kondisi ini terus dibiarkan, dikhawatirkan banyak petani yang tidak bisa melakukan penanaman padi pada musim kali ini.
“Kita minta pemerintah mengecek penyebab kelangkaan pupuk ini. Kondisi ini jangan sampai berlarut-larut, karena petani akan menjadi korban,” ungkapnya, kepada HR, Selasa (10/06/2014).
Dihubungi terpisah, Cengce (45), pemilik kios Putera Nugraha Banjarsari, mengaku kelangkaan pupuk sudah terjadi selama dua minggu terakhir. Dia pun mengaku sering mendapat pertanyaan dari para petani menyusul terjadinya kelangkaan pupuk tersebut. “ Kita hanya sebagai pengecer, tentunya tidak tahu penyebab langkanya pupuk,” ujarnya, kepada HR, Selasa (10/06/2014).
Hal senada pun dikatakan Faturahman, pemilik kios pupuk Elit Tani Banjarsari. Dia mengatakan, dirinya sudah beberapa kali meminta order pupuk ke distributor. Namun, pasokan yang diterima selalu kurang dari jumlah order yang dipesankan. “ Kebutuhan pupuk bersubsidi di kios saya sebanyak 25 ton perminggunya. Tetapi yang dikirim oleh distributor hanya sebanyak 5 ton,” ujarnya, kepada HR, Selasa (10/06/2014).
Menurut Fathurohman, saat ini pihak distributor hanya mematok 5 ton pupuk bersubsidi untuk setiap pengiriman. Meski begitu, kata dia, pupuk yang dipesan hingga saat ini belum kunjung datang. “ Pengirimannya pun selalu telat,” imbuhnya.
Dihubungi terpisah, Pemerhati bidang Pertanian Ciamis, Deni Nursuganda, mengungkapkan, berdasarkan informasi yang diperolehnya, kelangkaan pupuk terjadi menyusul PIHC (Pupuk Indonesia Holding Company) tidak mampu menjadi induk holding dan mengatur distribusi untuk memenuhi permintaan pupuk bersubsidi.
Padahal, lanjut Deni, pihak Dinas Pertanian Ciamis maupun propinsi sudah sangat kooperatif dalam menyikapi masalah kelangkaan pupuk ini. Namun, alokasi distribusi pupuk dari produsen tetap saja tidak mampu memenuhi permintaan kebutuhan pupuk.
Deni juga mengatakan, jika kondisi ini dibiarkan berlarut larut, ditakutkan akan muncul penyelewengan dalam penyaluran pupuk bersubsidi, sehingga petani yang akan terkena dampaknya. “ Makanya, pemerintah harus segera turun tangan, untuk mengecek penyebab kelangkaan pupuk ini, “ tegasnya. (Andri/Koran-HR)